Suara.com - Jika diamati dari luar, Puskemas Mlati II yang berlokasi di Cabakan, Sumberdadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta kelihatan seperti layanan kesehatan masyarakat pada umumnya. Namun, saat melangkah masuk dan mengamati lebih dalam Anda akan melihat gaya bangunan yang berbeda.
Selasa (16/7/2019), Suara.com berkesempatan menyusuri lorong puskesmas yang kental akan nuansa sejarah. Puskemas ini dibangun sebelum kemerdekaan. Bangunannya pun bergaya Belanda, yaitu langit-langit tinggi, jendela besar dan tinggi.
Terlihat pula dari pelataran puskesmas, banyak pasien berobat ditemani oleh keluarga. Menurut Kasubbag Tata Usaha Puskemas Mlati 2 Sudiyo tak kurang dari 170 pasien berobat ke puskesmas setiap harinya.
Setelah bangunan utama, Suara.com melangkah lebih dalam menyusuri puskesmas. Tampak ambulans terpakir di halaman tengah dan terdapat pula area taman bermain untuk anak. Selain itu, beberapa sudut bangunan juga sedang dalam tahap renovasi.
Sudiyo mengungkapkan, puskesmas ini didirikan sekitar tahun 1930an dan dulunya bernama balai pengobatan. Jadi, hampir sekitar 1 abad puskemas ini berdiri kokoh. "Ini dulunya rumah sakit untuk karyawan pabrik gula jaman Belanda," katanya.
Lalu, sekitar 1995 baru dinamai sebagai Puskemas Mlati II. Sekarang mereka sedang menunggu surat penetapan puskemas sebagai cagar budaya yang kini sedang dalam proses.
Lebih lanjut lagi, ia menerangkan bangunan puskemas ada dua, yaitu Bagunan yang menghadap ke selatan dan bangunan barat. Bangunan yang sampai saat ini masih dipertahankan bentuknya adalah bangunan yang mengadap selatan. Kalaupun renovasi, Sudiyo mengatakan hanya bersifat memperbaiki dan mengganti yang rusak.
Sementara bangunan yang menghadap ke barat merupakan bangunan baru yang terdiri dari instalasi gawat darurat (IGD), Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), dan ruang rawat inap.
Menurutnya, sebagai pusat pelayanan kesehatan, Puskemas Mlati II selalu berusaha memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarakat, Puskemas Mlati II juta sering menerima studi banding dari puskemas lain, seperti standar pelayanan dan akreditasi puskemas.
Baca Juga: Lima Rumah Sakit di Depok Turun Kasta, Dinkes: Mereka Kecewa
Ia mengatakan, kini Puskesmas Mlati II menyandang akreditasi paripurna atau tingkat tertinggi.
Puskesmas ini dilengkap oleh 2 ambulans dan 1 puskemas keliling (pusling). Selain itu, Puskemas Mlati II juga memiliki ruang rawat inap terdiri dari 9 kamar masing-masing 2 tempat tidur jadi 18 tempat tidur. Ruangan tersebut terbagi jadi dua kelompok, yaitu untuk pasien umum 6 kamar dan kebidanan atau melahirkan 3 kamar.
Terkait pendanaan, ia mengatakan, ada pula dana dari pemerintah daerah (pemda) terkait operasional puskemas. "Pendanaan kemudian bimbingan teknis, pemeliharaan dari Pemda," lanjutnya.
Bukan cuma berusaha menyediakan fasilitas yang baik, puskemas ini juga kerap mengadakan berbagai kegiatan. Seperti penyuluhan terhadap masyarakat, di antaranya tentang demam berdarah, hipertensi, kesehatan jiwa.
Selain itu, Puskemas Mlati II juga memiliki program pembinaan dan pemberdayaan pasien dengan gangguan kejiwaan. "Mereka diajarkan menanam sayur, membuat telur asin. Setelah kita dorong, kita latih, respons mereka bagus dan bisa berkarya. Setelah bagus kita kembalikan ke masyarakat dan respons masyarakat bagus," terang Sudiyo.
Untuk tetap menjaga kualitas, mereka mengadakan survei kepuasan masyarakat (SKM) internal untuk meningkatkan kinerja seluruh pengelola dan staf puskemas. Bukan itu saja, mereka juga mengadakan SKM eksternal setahun dua kali untuk untuk mengevaluasi diri dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. "SKM eksternal yang melibatkan pasien, lintas sektor setahun dua kali. Hasil dari situ nanti dilihat di mana yang perlu perbaikan. Yang semester ini, indeks kepuasan masyarakat mencapai 80,88 persen," ujarnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan