Suara.com - Triple Burden Masalah Gizi di Indonesia Ancam Kesehatan Anak dan Remaja
Kesehatan anak-anak dan remaja di Indonesia perlu perhatian serius, mengingat masalah gizi belum juga teratasi.
Beberapa tahun lalu, kita mengenal istilah double burden masalah gizi, yakni tingginya kasus obesitas dan malnutrisi pada anak-anak di waktu yang bersamaan.
Namun Ardhiantie, Perencana Muda dari Direktorat Kesehatan dan Gizi Bappenas/Kementerian PPN, mengatakan masalah gizi saat ini lebih serius, karena sudah mencapai triple burden, alias tiga beban.
"Jadi bukan lagi beban ganda (double burden) tapi sudah triple burden. Selain malnutrisi dan obesitas, anak-anak dan remaja Indonesia saat ini mengalami masalah kekurangan mikronutrien," ujarnya dalam sesi Master Class Health and Nutrition Journalist Academy yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kamis (1/8/2019).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, stunting alias masalah kurang gizi mengalami penurunan menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen di tahun 2013. Begitu pula dengan anak obesitas, yang sebelum 11,8 persen (2013) menjadi 8 persen (2018).
Sayangnya, jumlah remaja yang mengalami anemia atau kekurangan zat besi justru naik. Di tahun 2013, prevalensinya mencapai 37,1 persen. Sementara di 2018, angkanya naik menjadi 48,9 persen.
"Anemia ini kan kekurangan zat besi, dan merupakan salah satu bagian dari kekurangan mikronutrien. Ini tantangan baru untuk masalah gizi pada anak dan remaja di Indonesia," urai Ardhiantie.
Penanganan masalah gizi anak memang tak bisa dilakukan sepihak. Dalam artian, tanggung jawab pengentasan masalah gizi tidak hanya ada di pundak sektor kesehatan, namun juga sektor lainnya.
Baca Juga: Bantu Tumbuh Kembang Anak dengan 3 Cara Jitu dari Ahli Nutrisi
Penanganan masalah gizi juga harus melibatkan dinas sosial, sanitasi, pendidikan, perlindungan sosial hingga pemerintah daerah. Sayangnya, masih ada pemerintah daerah yang tidak menganggap masalah gizi sebagai prioritas di daerahnya.
"Dari pusat sudah ada rancangan pengentasan masalah gizi, Pak Presiden dan Pak Wakil Presiden juga sering bicara soal stunting, namun belum semua kepala daerah menjadikan perbaikan gizi sebagai prioritas," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
Terkini
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini