Suara.com - Nutrition International dan Pemerintah Indonesia menyelenggarakan pertemuan untuk menyoroti pentingnya pencegahan anemia bagi remaja perempuan di Jakarta, Selasa, (16/7/2019).
Menurut data WHO, masalah kurang gizi di kalangan remaja perempuan Indonesia sangat signifikan. Setidaknya sepertiga dari remaja perempuan di Indonesia menderita anemia.
Padahal anemia dapat menghambat remaja perempuan berkonsentrasi di sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan fisik. Remaja perempuan yang kekurangan gizi juga memiliki risiko tinggi terjadinya putus sekolah dan tidak mampu menjalani kehidupan yang produktif.
Pendidikan gizi dan suplementasi tablet tambah darah (TTD) mingguan adalah kunci untuk memerangi anemia dan meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja perempuan, yang mana dapat membantu memutus siklus kekurangan gizi antar generasi.
"Ancaman terbesar saat ini adalah perubahan iklim, selanjutnya adalah malnutrisi atau gizi buruk. Ini merupakan salah satu perang paling panjang umat manusia," kata Presiden dan CEO Nutrition International, Joel Spicer.
Joel mengatakan, kurang gizi pada dasarnya melemahkan, terutama bagi remaja perempuan. Kurang gizi juga berarti terganggunya perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh yang rendah. "Bersama dengan pemerintah Indonesia dan dengan dukungan dari pemerintah Kanada dan Australia, kami memberikan remaja perempuan gizi yang lebih baik, memberi mereka dasar yang kuat untuk mencapai cita-cita mereka," lanjutnya.
Saat ini, Nutrition International berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dengan dukungan dari pemerintah Kanada dan Australia, bersama-sama memastikan remaja perempuan di sekolah memiliki akses suplementasi TTD mingguan serta pendidikan gizi dan konseling melalui program Right Start dan MITRA Youth. Dengan total investasi sebesar 3,5 juta dolar Kanada atau sekitar Rp 36 milyar, remaja perempuan di 9.000 sekolah di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur mendapat manfaat dari dukungan ini.
Nutrition International juga membantu melatih staf dinas-dinas terkait dan guru, mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, serta mengembangkan media komunikasi untuk membekali peserta didik dan anggota masyarakat dengan pengetahuan yang tepat tentang gizi yang baik dan pencegahan anemia.
Baca Juga: Konsumsi Pil KB Tunda Kehamilan Juga Bisa Cegah Anemia
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?