Atau mereka seenaknya mengatakan jika teman mereka belum dewasa karena mereka pergi berlibur 5 kali setahun daripada menikah dan berkeluarga. Tetapi satu-satunya hasil yang datang dari perilaku ini adalah orang-orang tidak ingin berbicara dengan mereka lagi.
4. Memiliki sikap menghina terhadap pekerjaan
Setelah melahirkan, beberapa perempuan memutuskan untuk mendedikasikan sepenuhnya untuk membesarkan anak-anak mereka, terutama ketika mereka memiliki lebih dari satu anak.
Namun, mereka menyadari bahwa pilihan mereka bukan satu-satunya pilihan yang tepat. Ada yang ingin kembali bekerja sesegera mungkin, beberapa bahkan siap menyerah untuk memiliki anak agar memiliki karier yang sukses.
Nah, ini akan sangat berbeda bagi perempuan yang menganggap bahwa anak-anak mereka adalah panggilan dan menjadi ibu adalah profesi mereka. Ibu-ibu semacam itu menuntut orang lain untuk menghormati mereka hanya karena mereka mempunyai anak dan mereka dengan serius berpikir bahwa semua orang membenci pekerjaan mereka tetapi harus bekerja demi uang. Jadi, ibu seperti itu memiliki sikap negatif terhadap ibu lain yang bekerja.
5. Bangga bahwa anak-anak mereka selalu menjadi yang utama
Beberapa orangtua berpikir bahwa anak-anak harus mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik. Seorang ibu dari keluarga semacam itu dapat dengan bangga menjelaskan bagaimana dia melepaskan kariernya yang sukses untuk merawat anaknya, dan seorang ayah dapat mengatakan bahwa dia belum berlibur selama beberapa tahun karena anak-anaknya selalu membutuhkan sesuatu, apakah itu mainan baru, perangkat baru, dan sebagainya.
Sangat sulit untuk mengatakan seberapa baik atau buruk pendekatan ini untuk anak-anak. Seorang anak yang berpikir bahwa mereka adalah pusat dunia tidak mungkin tumbuh dan tidak mau mengurus diri sendiri karena orangtua mereka akan selalu melakukannya.
Ini sering mengarah pada situasi di mana kerabat lanjut usia masih merawat putra dan putri mereka yang sudah dewasa karena ada merela tidak berhasil mendidik anak mereka mandiri dan menganggap bahwa mereka selalu membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Pengaruhi Usia Produktif, Orangtua Harus Pastikan Gizi Anak Tercukupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang