Suara.com - Terkuak, Ini 4 Alasan Mengapa Malaria Sulit Dibasmi di Papua.
Indonesia mencanangkan bebas malaria pada 2030 mendatang, 11 tahun bukan waktu yang mudah mengingat daerah timur Indonesia jadi tantangan terberat.
Papua, daerah tertinggi berkembangnya wabah yang berasal dari nyamuk itu, khususnya Manokwari ibu kota Papua Barat.
Mengapa itu bisa terjadi? dan apa sebab di Papua malaria begitu sulit dibasmi? Staf Ali Kementerian Ekonomi Kesehatan, dr.H.Moh Subuh MPPM mengungkap setidaknya beberapa faktor beratnya penanganan malaria di Papua.
1. Geografis dan budaya
Seperti diketahui penduduk Papua masih kental dengan budaya, juga tidak sedikit yang masih hidup di pedalaman, dekat dengan kebun, rawa dan popohonan tempat bersarangnya nyamuk.
"Masalah penduduk tinggal di rawa-rawa itu juga masalah besar, mungkin dengan dibukanya transportasi yang dilakukan oleh pak presiden, itu juga bisa minimal mengatasi secara geografis bagaimana nanti masyarakat di sana bisa hidup," ungkap dr. Subuh.
2. Kurang edukasi
Papua dan beberapa daerah timur Indonesia lainnya dianggap sebagai salah satu daerah tertinggal. Sedangkan Presiden Joko Widodo memang menargetkan Papua sebagai fokus pembangunan manusia dengan memberi edukasi ihwal kesehatan.
"Sekarang ibu menteri (kesehatan) mengutus, utusan khusus pejabat eselon 1 untuk mendampingi segala program di Papua, khususnya masalah imunisasi dan penyakit menular. Jadi mereka harus didampingi," jelasnya.
Baca Juga: Andri Si Anak Durhaka Tak Dipenjara karena Kasih Sayang Nenek Djiati
3. Kurang kesadaran
Kesadaran belum tumbuh mengingat masyarakatnya belum teredukasi tentang pentingnya kesehatan. Karena menurut dr.Subuh jika masyarakat sadar mereka akan berupaya mencari solusi agar tidak terjangkit malaria.
"Mereka sadar bahwa malaria adalah penyakit menular yang dapat dicegah, kalau sadar mereka akan melakujan perilaku upaya pencegahan. Contohnya kita sediakan kelambu dipakai kelambunya, dia bersih-bersih dong lingkungannya terhadap perindukkan nyamuk," paparnya.
4. Kurang kerjasama berbagai sektor
Dr. Teguh mengatakan wabah malaria tidak hanya tugas pemerintah tapi juga memerlukan kerjasama sektor swasta termasuk bidang kedokteran atau perusahaan yang berdiri di tanah Papua.
Terbukti saat perusahaan terlibat angka API di Papua menurun drastis. Karena perusahaan biasanya menerapkan kepada karyawannya cara hidup bersih saat bekerja atau di tempat kerjanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?