Suara.com - Dear Jokowi, Ini Pesan Praktisi Kesehatan untuk Desain Ibu Kota Baru Nanti.
Banyak isu merebak seputar alasan Presiden Jokowi 'kekeuh' memindahkan ibu kota Indonesia ke dataran Kalimantan, dari berlatar politik hingga motif bisnis. Terlepas dari itu, ahli kesehatan meminta Jokowi tetap pertimbangkan aspek kesehatan saat proses pembangunan.
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Jaya Dr.Em Yunir, Sp.PD-KEMD mengingatkan Jokowi untuk perioritaskan fasilitas kesehatan saat desain ibu kota baru, untuk membuat masyarakat tetap bergerak dan terhindar dari diabetes.
"Kalau mau desain kotanya yang mau mengakomodasi aktifitas fisik, ini kan (diabetes) penyakitnya penyakit mulut, makanan dan aktifitas, dan bagaimana mengakomodasi kesempatan masyarakat untuk bergerak," ujar Dr. Yunir di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Tidak harus seperti Denmark yang membangun jalan tol untuk sepeda, ibu kota baru nantinya cukup mengutamakan akses pejalan kaki dan jalur untuk para pesepeda, agar mereka mampu nyaman beraktifitas sembari berolahraga.
"Salah satunya ada jalan sepeda ada jalan kaki, itu diutamakan, kan sekarang nggak ada, sepeda aja keserempet. Kemarin pasien saya aja yang dari Korea tiap hari pakai sepeda aja ketabrak," ungkap Dr. Yunir
Tidak seperti di Jakarta yang harus ekstra effort atau berjuang keras untuk mendapatkan makanan sehat, karena mudahnya mengakses restoran fast food yang jadi musuh untuk hidup sehat. Dr. Yunir meminta pemerintah untuk tegas tidak mudah mengizinkan penjual makanan.
"Semua itu perlu di desain, misalnya kebijakannya, nggak boleh ada yang jualan makanan di sini, udah berhenti, mau diapain, sekarang kan nggak ada izin," jelasnya.
Sementara itu di Jakarta sendiri angka penderita Diabetes meningkat dari tahun ke tahun. Data Riskesdas menyebut penderita diabetes pada 2013 sebesar 2,5 persen, kini meningkat jadi 3,4 persen di 2018 dari jumlah penduduk Jakarta 10,5 juta jiwa.
Baca Juga: Pakar UGM: Pemilihan Kaltim Sebagai Ibu Kota Tepat
"Saat ini, masih banyak yang terlambat menyadari penyakit diabetes, bahkan 52 pasien diabetes sudah mengalami komplikasi saat terdiagnosa. Sedangkan hanya sekitar 30 persen pasien yang menjalani pengobatan dapat mencapai tingkat HbA1c kurang dari 7 persen, yaitu angka ideal dalam manajemen diabetes," pesan praktisi kesehatan ini untuk Jokowi saat desain ibu kota baru nanti juga perhatikan unsur kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa