Suara.com - Media sosial sedang dihebohkan dengan kasus dugaan pemerkosaan terhadap bocah 10 tahun di Bogor, Jawa Barat.
Setelah kasus tersebut dilaporkan ke Polres Bogor, gadis di bawah umur berinisial GN tersebut saat ini sudah didampingi oleh psikiater.
"Kami sudah lakukan visum, dalam waktu dekat baru keluar. Pendampingan psikiater untuk korban juga sudah dilakukan karena itu prosedurnya," kata Kapolres Bogor AKBP AM Dicky.
Berdasarkan penuturan Dicky, kejadian ini berawal dari seorang pengendara motor menghampiri korban yang sedang bermain di dekat sekolahnya, Rabu (28/8/2019).
"Jadi waktu itu siang hari korban sedang main di dekat sekolah dan rumahnya, datang pria tidak dikenal nanya alamat lalu merayu anak ini untuk ikut menujukan jalan," kata Dicky, Jumat (30/8/2019).
Setelah dirayu, pelaku membawa GN ke sebuah rumah kosong di Perumahan Bukit Golf Mansion dan merudapaksa korban.
Tak lama kemudian korban ditinggal seorang diri hingga petugas keamanan menemukan korban.
Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh akademisi dari University College London (UCL) dan staf spesialis dari rumah sakit King's College NHS trust, dampak psikologis korban pelecehan seksual akan sangat 'melumpuhkan' selama berbulan-bulan setelah serangan yang mereka terima.
Melansir Guardian, korban diidentifikasi akan memiliki kecemasan, depresi, gangguan stres pasca-trauma, dan kondisi serius lainnya empat hingga lima bulan setelah diserang.
Baca Juga: LBH Surabaya Minta Polda Jatim Tegur Polres Sumenep Soal Korban Pemerkosaan
Hasil analisis dari 137 gadis korban pelecehan seksual, 80% dari mereka memiliki setidaknya satu gangguan kesehatan mental dan 55% memiliki setidaknya dua kelainan.
Para ahli mengatakan, temuan ini mengonfirmasi bahwa menjadi korban pelecehan di masa kanak-kanak dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang dapat bertahan hingga dewasa dan bertahan seumur hidup.
Berita Terkait
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
-
Bukan Cuma Buat Ghosting, Ini Alasan Sebenarnya Jutaan Orang Matikan Centang Biru WhatsApp
-
Kecemasan: Luka Batin Kolektif di Zaman Scroll Tanpa Henti
-
FYP Penuh Berita Rusuh Bikin Auto Cemas? Ini Cara Biar Nggak Mental Gak Ikutan Chaos
-
Drama Predator Berjas Putih di RSHS Bandung, Dokter Priguna Dituntut 12 Tahun Penjara!
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien