Suara.com - Kanker usus salah satu jenis kanker berbahaya yang bisa menyebabkan kematian. Bahkan kanker usus ini termasuk yang paling rentan menyerang wanita setelah kanker payudara.
Menurut NHS dilansir dari Express, kanker usus termasuk kanker yang paling umum diderita masyarakat Inggris. Sebagian besar penderita kanker usus berusia 60 tahun.
Tetapi, kanker usus ini juga tak menutup kemungkinan bisa menyerang orang lebih muda. Termasuk waniat segala usia berisiko terserang penyakit kronis ini.
Apalagi gejala kanker usus sering kali tak disadari oleh penderitanya. Karena, belum tentu kanker usus ini membuat kondisi tubuh Anda tidak sehat.
Seperti yang Anda ketahui, gejala kanker usu termasuk perubahan kebiasaan buang air besar terus-menerus hingga sakit perut berkepanjangan.
Dalam hal ini, banyak orang mungkin kurang memperhatikan perubahannya dalam buang air besar maupun wujud kotorannya. Padahal hal ini bisa menandakan gejala awal kanker usus.
Contohnya, jika kotoran Anda berbau busuk. Kotoran yang berbau busuk memang pertanda bahwa usus bekerja dengan baik untuk menghilangkan bakteri jahat dan lainnya.
"Bau kotoranmu benar-benar normal. Bau itu pertanda bahwa usus bekerja keras untuk menghilangkan bakteri jahat, serat, sel-sel mati dan racun dalam tubuh," jelas seorang dokter dari klinik Taymount.
Namun, Anda patut mencurigai ketika bau kotoran Anda berubah dan itu berlangsung sangat lama. Beberapa hal mungkin saja memengaruhi wujud dan bau kotoran Anda, salah satunya diet.
Baca Juga: Ibu Kiki Farrel Kanker Usus Lagi, Apakah Penyakit Ini Selalu Kambuh?
"Bau kotoran juga bergantung dengan asupan makanan Anda, terutama jika diet. Anda perlu meningkatkan jumlah sayur harian Anda jika kotoran berbau menyengat," jelasnya.
Di sisi lain, bau busuk dan aneh dari kotoran Anda bisa jadi tanda peringatan awal kanker usus. Jika bau kotoran Anda sudah aneh dan menyengat berkepanjangan, adda baiknya berkonsultasi pada dokter.
Apalagi jika kotoran Anda berawarna gelap dan disertai darah. Hal itu bisa menunjukkan kondisi yang lebih serius.
Berita Terkait
-
Benarkah Main HP Saat BAB Bisa Picu Ambeien? Ini Peringatan Ahli!
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Kanker Usus! Dokter Ungkap Biang Keladinya Sering Kita Konsumsi
-
Aksi Kuda Buang Kotoran di Depan Istana Saat Kirab HUT RI Jadi Sorotan: Mewakili Rakyat
-
3 Fakta Tersangka Buang Air Besar di Mobil Polisi Bengkulu, Viral di Media Sosial!
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia