Suara.com - Tidur siang tak sekadar melepas, tetapi bisa memberikan manfaat jika dilakukan dengan frekuensi yang tepat.
Hal tersebut terungkap dalam studi yang diterbitkan di Journal Heart. Penelitian itu menyatakan bahwa orang yang tidur di siang hari berisiko 67 persen mengalami peningkatan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Namun, bisa menurunkan risiko serangan jantung jika dilakukan sekali atau dua kali dalam seminggu.
Dilansir dari thehealthsite, dampak tidur siang pada kesehatan jantung telah banyak diperdebatkan sejak banyaknya penelitian tentang hal tersebut,tetapi gagal mempertimbangkan frekuensi tidur siang atau murni fokus pada penyakit mematikan kardiovaskular.
Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal Heart, para peneliti melihat hubungan antara frekuensi tidur siang dan durasi tidur siang rata-rata dengan kasus kardiovaskular penyakit fatal dan non-fatal, seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung di antara 3462 penduduk Lausanne, Swiss yang dipilih secara acak.
Setiap peserta berusia diantara 35-75 saat direkrut antara 2003 dan 2016 untuk studi CoLaus.
Pemeriksaan pertama dilakukan antara 2009 dan 2012 untuk mengumpulkan informasi mengenai pola tidur dan tidur mereka pada minggu sebelumnya, serta kesehatan mereka dipantau selama rata-rata 5 tahun.
Lebih dari setengah sekitar 58 persen peserta mengatakan mereka tidak tidur siang selama seminggu sebelumnya; sekitar 19 persen mengatakan mereka tidur siang satu atau dua kali; sekitar 12 persen mengatakan mereka tidur tiga hingga lima kali; sementara 11 persen lain mengatakan mereka tidur enam hingga tujuh kali.
Frekuensi tidur siang sering, yaitu antara 3-7 minggu lebih cenderung dilakukan laki-laki, perokok, berat badan lebih, dan tidak lebih lama dii malam hari dibanding mereka yang tidak tidur siang.
Namun, mereka dilaporkan lebih sering mengalami kantuk di siang hari dan sleep apnea atau kondisi di mana dinding tenggorokan menyempit saat tidur hingga mengganggu pernapasan.
Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Ini 5 Manfaat Tidur Siang bagi Anak
Selama periode pemantauan ini, peneliti menemukan ada 155 kasus penyakit kardiovaskular yang fatal dan tidak fatal. Sehingga tidur siang sekali atau dua kali seminggu berkaitan dengan risiko serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung menurun 48 persen dibanding dengan mereka yang tidak tidur siang sama sekali.
Hubungan ini berlalu setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi memiliki pengaruh, yaitu usia, durasi tidur di malam hari, serta risiko penyakit kardiovaskular lainnya, seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol.
Hasil tersebut pun tak berubah setelah mereka memperhitungkan kantuk yang berlebihan di siang hari, depresi, dan tidak tidur teratur setidaknya 6 jam semalam. Hanya orang yang berusia 65 tahun ke atas dan orang yang mengalami sleep apnea parah yang terpengaruh.
Namun, 67 persen peningkatan risiko kardiovaskular pada awal pengamatan karena sering tidur siang menghilang setelah memperhitungkan faktor-faktor yang berpengaruh. Selain itu, tidak ada hubungan penyakit kardiovaskular yang ditemukan untuk tidur siang dalam durasi 5 menit hingga 1 jam lebih.
Berita Terkait
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Kondisi Fahmi Bo Memprihatinkan, Melaney Ricardo Langsung Datang dan Lakukan Ini
-
Fahmi Bo Nangis, Ungkap Mantan Istri Sering Bantu Dirinya Ganti Popok
-
Kondisi Fahmi Bo Usai Pulang dari RS: Pakai Alat Bantu Napas, Belum Bisa Berdiri
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?