Suara.com - Presiden Ke-3 Republik Indonesia Bachruddin Jusuf Habibie atau BJ Habibier wafat di usia 83 tahun, Rabu (11/9/2019). Dan tahukah Anda kalau usia BJ Habibie ternyata berada di atas rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia pada umumnya, lho.
Sebuah studi di 2016 dalam jurnal The Lancet dalam rentang 1990 hingga 2016, harapan hidup orang Indonesia mencapai 71,7 tahun, lebih lama dari sebelum 1990 yang hanya mencapai 63,6. Artinya, usia BJ Habibie melebihi angka harapan hidup tersebut.
Kenapa itu bisa terjadi? Jika diamati sorot muka Bapak Dirgantara Indonesia itu penuh dengan gurat senyum, menandakan sang empunya sangat sering tersenyum dan tipikal orang ceria. Di beberapa acara televisi, BJ Habibie kerap menampakan mimik lucu yang khas dan memancing gelak tawa. Seperti yang diabadikan pembawa acara Najwa Shihab yang mengabadikan momen tertawa khas BJ Habibie di akun instagramnya.
Hal ini ternyata juga dibenarkan oleh Dr. Susie Rendra, Sp.KK, spesialis kulit, yang menyebut bahwa orang yang banyak tersenyum dan tertawa bahagia akan merangsang keluarnya hormon endorfin, hormon yang dikenal sebagai penghilang stres dan membuat panjang umur.
"Jadi jelas senyum bikin kita happy, kalau happy kita akan panjang umur. Panjang umur dengan banyak kerut nggak apa-apa, deh, ya, dibandingin cemberut terus tapi nggak panjang umur," ujar dr. Susie dalam acara diskusi media 'Kulit Sehat di Usia Senja' yang diadakan oleh RS Pondok Indah Group di Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Banyaknya pergerakan pada wajah seperti tersenyum dan tertawa dibenarkan dr. Susie bisa menimbulkan kerutan di wajah, dan itu akan sangat jelas terlihat saat usia tua, sebagaimana garis dan gurat senyum BJ Habibie.
"Jadi kalau kita ekspresi terus, tertawa terus, atau kalau kita mengernyitkan dahi, di sini (di kening) ada otot, begitu mengernyit langsung dua garis keluar, itu terjadi karena ototnya menjadi hipertrofi otot, otot menjadi besar," jelasnya.
"Kalau dia menjadi besar, ototnya makin terlihat kan besarnya. Dari luar kita bisa lihat besar di sini (di kening) karena otot itu sering dipakai, lama-lama hipertrofi. Kalau ototnya hipertrofi, lama waktu dia bergerak dia akan menarik kulit yang menempel di atasnya jadi kerutan," sambungnya.
Perlu diingat, salah satu penyebab kerutan karena adanya proses pengulangan terus menerus. Jadi meski dilema bagi kebanyakan perempuan, kerutan bisa menandakan apakah kamu termasuk orang yang banyak tersenyum dan tertawa.
Baca Juga: Bunga Citra Lestari soal BJ Habibie: Salah Satu Lelaki Paling Luar Biasa
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
Terkini
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025