Suara.com - Apakah Anda merasa terganggu saat mendengar suara seseorang sedang mengunyah makanan? Jika iya, mungkin anda mengalami gangguan misophonia.
Jika Anda mengalami gangguan ini, pemindaian otak akan menunjukkan aktivitas yang berbeda setiap kali Anda mendengar suara apapun yang mengganggu Anda.
Gangguan ini biasanya berupa rasa kesal atau terganggu saat mendengar suara seperti orang mengunyah dengan keras, kapur yang digoreskan ke papan tulis atau buku. Tiap orang memiliki suara pemicu yang berbeda.
Dilansir dari timesofindia, penderita misophonia biasanya tidak hanya merasa terganggu, tetapi juga ingin melarikan diri dan tak ingin mendengar suara-suara tersebut. Hal tersebut juga bisa membangkitkan pelarian atau melawan reaksi dalam tubuh.
Meski belum ada klasifikasi dai misophonia, sebuah studi baru uang diterbitkan dalam jurnal Current Biology telah menjelaskan lebih mendalam mengenai kondisi ini.
Para peneliti telah melakukan evaluasi pemindaian otak dari 42 sukarelawan di mana 22 di antaranya mengalami misophonia dan 20 lainnya tidak. Analisi ini dilakukan untuk memahami bagaimana otak memproses emosi dari suara-suara tertentu.
Hasilnya, para peneliti mencatat bahwa bagian otak, yaitu anterior insular cortex (AIC) yang menentukan emosi, jadi benar-benar aktif dalam misophonia.
Temuan peneliti juga mengungkapkan, penderita misophonia harus melakukan penyesuaian setiap hari untuk menghilangkan pemicunya karena hal ini juga bisa menyebabkan gejala seperti peningkatan detak jantung hingga berkeringat.
Namun, hingga sekarang belum ada perawatan medis yang efektif untuk hal ini. Jika Anda mengalami misophonia, Anda bisa memakai penyumbat telinga untuk menhindari suara yang mengganggu.
Baca Juga: Studi: Ibu yang Stres Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Kepribadian Anaknya
Berita Terkait
-
Bukan Kurma, Takjil Favorit Dian Sastro Bikin Ngilu! Ternyata Ada Artinya untuk Kesehatan
-
Jenis-jenis Gigi Palsu: Mana yang Sesuai untuk Anda?
-
8 Strategi Sederhana Mengelola Multiple Sclerosis, Jangan Anggap Remeh!
-
Program Surabaya Zero Knalpot Brong, Begini Sosialisasinya
-
Punya Riwayat Epilepsi, Amanda Manopo Alami Kejang-kejang Saat Tidur
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
Terkini
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!