Suara.com - Jarang Minum Susu, Yogurt Bisa Jadi Solusi Pemenuhan Kebutuhan Kalsium
Percaya atau tidak semakin dewasa umur seseorang, maka akan semakin enggan ia mengonsumsi susu. Jika sudah seperti itu, ia akan berisiko mengidap intoleransi laktosa, yaitu masalah pencernaan ketika meminum susu.
Padahal kandungan kalsium dan protein pada susu sangat dibutuhkan baik pada anak hingga orang dewasa. Nilai tambah lainya, susu membuat cepat kenyang sehingga membantu program diet.
Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah terlanjur mengidap intoleransi laktosa pada susu? karena jika diteruskan pengidap intoleransi laktosa akan mengalami mal nutrisi atau kekurangan zat gizi.
Nah, beruntung yogurt bisa jadi solusi bagi si pengidap intoleransi laktosa. Kok bisa?
"Yogurt bisa salah satu pilihan alternatif untuk mendapatkan manfaat susu bagi mereka yang mendapatkan gejala intoleransi laktosa, untuk mendapatkan bakteri baik ada di dalam susu," ujar pemerhati gizi Dr. Haekal Anshari dalam acara peluncuran Cimory Yolite C+ di The Lounge XXI, Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2019).
Yogurt adalah produk fermentasi susu dan memiliki manfaat yang sama seperti susu, ampuh menjaga pencernaan, menjaga kesehatan jantung, dan membuat peredaran darah stabil.
"Yogurt drink yang terbuat dari susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat, memiliki kandungan menjaga kesehatan pencernaan, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh menurunkan tekanan darah hingga menurunkan berat badan," jelasnya.
Sayangnya, jarang dan bahkan di Indonesia tidak ada satupun yogurt yang mengandung vitamin C yang sangat dibutuhkan tubuh. Vitamin C ampuh menangkal radikal bebas, membentuk kolagen, mempercepat pemulihan saat sakit.
Baca Juga: Minuman Segar Nan Menyehatkan, Coba Resep Berry Yogurt Smoothie Bowle
"Karena itu kembali lagi bahwa ketiga hal ini, susu, yogurt, dan vitamin C sangat disarankan untuk dikonsumsi secara teratur setiap hari," tutupnya.
Perlu diketahui, gejala intoleransi laktosa terjadi karena tidak menghasilkan enzim laktase yang cukup, sehingga laktosa tidak tercerna dan masuk ke usus besar lalu terfermentasi oleh bakteri.
Akhirnya menimbulkan mual, diare, kram perut, perut kembung, dan sering buang angin. Gejala biasanya terjadi 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi produk olahan susu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis