Suara.com - Waduh, Anak Bisa Coba-coba Rokok Elektrik karena Nonton Youtube?
Platform Youtube disebut pakar kesehatan berisiko membuat tertarik untuk mencoba rokok dan rokok elektrik.
Youtube belum memiliki aturan ketat soal penayangan produk rokok dan sejenisnya, berbeda dengan media televisi. Bahkan beberapa artis dan youtuber tak sungkan merokok dan menggunakan rokok elektrik dalam video mereka.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Catharine M. Sambo, SpA(K) membenarkan ada hubungan tayangan atau media tontonan terhadap keinginan merokok pada anak.
"Memang ada peran media baik di televisi maupun media sosial. Youtube itu termasuk platform media sosial, terhadap pengaruh anak dan remaja untuk mulai coba-coba. apalagi itu digambarkan sebagai sesuatu yang keren. Maksudnya kaya 'keren banget sih aku jadi pengen nyoba juga'," ujar dr. Catharine kepada Suara.com dalam temu media di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Sayangnya, setelah mencoba ada anak dan remaja ketagihan hingga mendorong jadi perokok aktif. Belum lagi tampilan rokok elektrik yang menarik dengan berbagai rasa yang bisa dipilih, semakin menambah daya tarik.
"Apalagi setelah dicoba enak ternyata wangi peremen, buah wangi dessert," ungkap dr. Catharine .
Terlepas dari rasa dan tampilannya yang menarik tidak lantas mengurangi efek berbahaya rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Klaim produsen rokok elektrik yang menyebut produknya lebih aman dibanding rokok konvensional, sama sekali belum ada penelitiannya yang pasti.
Baca Juga: NRT, Terapi untuk Berhenti Vaping tanpa Mengisap Rokok Konvensional Lagi
"Jadi itu (rasa dan tampilan) seperti menutup kenyataan bahwa itu sebenarnya efeknya sama merusak juga," imbuhnya.
Sekedar informasi, Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018 menyebutkan pengguna rokok elektrik di Indonesia telah mencapai 2,8 persen atau sekitar 7,3 juta orang.
Maka dari itu, pengawasan dari orangtua terhadap tontontan anak-anak, termasuk Youtube, harus diperketat.
"Jadi sebaiknya sih saran kita untuk tidak mulai mencoba dan memang mestinya pajanan media sosial atau misalnya orangtua itu butuh mendampingi anak agar bisa bijak bermedia," tutup dr. Catharine .
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar