Suara.com - Apakah Anda sering melakukan pekerjaan rumah? Jika iya, Anda termasuk orang yang beruntung sudah terbiasa dengan kegiatan sederhana tapi menyehatkan ini.
Ternyata, pekerjaan rumah yang ringan seperti mencuci dan memasak bisa menurunkan risiko kematian dini. Sebaliknya, terlalu sering duduk meskipun sedang bekerja bisa membunuhmu.
Para peneliti, dilansir dari mirror.co.uk, menemukan orang lebih berumur panjang jika sering melakukan pekerjaan rumah dibandingkan duduk diam di depan laptop sepanjang waktu.
Di sisi lain, duduk diam selama 9,5 jam sehari bisa meningkatkan risiko kematian dini.
Fakta ini berlaku bagi orang-orang setengah baya atau lebih tua. Jika mereka lebih banyak beraktivitas fisik seperti jalan kaki atau melakukan pekerjaan rumah tangga, itu akan menekan risiko kematian dini.
Studi dalam British Medical Journal, telah mengamati hubungan antara aktivitas fisik dan kematian pada 36.400 orang dewasa yang berusia 40 tahun ke atas.
Mereka menemukan bahwa tingkat aktivitas fisik apapun berkaitan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah. Artinya, orang yang rutin melakukan aktivitas fisik memiliki risiko kematian dini sekitar 5 kali lebih rendah daripada yang berdiam diri.
Orang yang rutin melakukan aktivitas fisik ringan seperti mencuci dan memasak sekitar 5 jam sehari atau aktivitas berat selama 24 menit sehari mendapat banyak manfaat kesehatan.
Sebab, ada sekitar 25 persen kematian dini berisiko pada orang-orang yang jarang sekali beraktivitas fisik.
Baca Juga: Bukan Perkara Sepele, Kematian Teman Dekat Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
Para peneliti juga mengamati kebiasaan orang duduk diam selama 9,5 jam dalam sehari. Kebiasaan duduk selama berjam-jam meski sedang bekerja, tetap saja meningkatkan risiko kematian dini.
Bahkan, hasil penelitian telah membuktikan bahwa orang yang paling banyak duduk sekitar 10 jam sehari memiliki risiko kematian dini 163 persen lebih tinggi daripada orang yang hanya duduk diam selama 7 jam.
"Temuan kami ini memberikan bukti ilmiah bahwa jelas tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi, terlepas dari intensitas dan waktunya, berkaitan dengan risiko kematian dini lebih rendah," kata Ulf Ekelund, seorang ilmuwan olahraga dari Oslo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!