Suara.com - Baru-baru ini viral video seorang pria asal Malaysia yang merokok dan menghela napas tempat di depan wajah anaknya. Saat itu sang ayah dan anaknya sedang makan di sebuah restoran terbuka.
Video tersebut dibagikan oleh akun Twitter @selbar_selangor yang memperlihatkan bagaimana sang ayah merokok dan mehembuskan asapnya di wajah anaknya yang duduk di depannya.
"Ayah tidak bertanggung jawab, kamu membunuh anak kecilmu," tulis akun Twitter tersebut dikutip oleh World of Buzz.
Video tersebut langsung memancing perhatian publik. Mereka terheran dengan sikap sang ayah yang sembarangan menghembuskan asap rokoknya, seolah tak memikirkan kesehatan anaknya.
Anda pasti sudah mengetahui bahwa asap rokok berbahaya bagi siapa pun, apalagi anak kecil. Merokok di dekat anak kecil termasuk tindakan penganiayaan.
Melansir dari hellosehat.com, satu batang rokok mengandung lebih dari 250 bahan kimia aktif karsinogenik yang menyebabkan kanker, termasuk formaldehida, benzena, vinil klorida, arsenik, amonia, dan hidrogen sianida.
Asap rokok sendiri mengandung karbon monoksida lima kali lipat, tar dan nikotin tiga kali lipat, dan amonia 46 kali lipat lebih banyak daripada asap yang dihirup langsung oleh perokok aktif. Artinya, perokok pasif memiliki risiko kanker 50 kali lipat lebih tinggi daripada perokok aktif.
Sementara itu, Anda perlu tahu bahwa paru-paru anak tentunya berukuran lebih kecil daripada orang dewasa. Mereka juga bernapas lebih cepat daripada orang dewasa.
Karena itu, anak-anak bisa menghirup lebih banyak zat-zat kimia berbahaya dibandingkan orang dewasa dalam waktu bersamaan. Apalagi sistem kekebalan tubuh anak kecil juga belum sempurna seperti orang dewasa.
Baca Juga: Pria 51 Tahun Meninggal Dunia usai Makan Kue Panas, Ini Penyebabnya!
Mereka akan lebih mudah menderita radang pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia. Bayi yang sering terpapar oleh asap rokok dalam jangka waktu panjang, atau yang ibunya merupakan perokok aktif, memiliki peluang yang lebih tinggi terhadap risiko kematian akibat Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) daripada bayi yang tidak terpapar oleh asap rokok.
Berita Terkait
-
Jadi Sorotan, Kepala Gus Elham Yahya Dikerubungi Lalat di Video Permintaan Maaf
-
Bukan Cuma Kulit Kusam! Ini 5 Rahasia Kecantikan Wanita Modern yang Bebas Asap Rokok
-
Buntut Video Viral Cium Anak-anak Saat Dakwah, Gus Elham Yahya Akhirnya Buka Suara dan Minta Maaf
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
Viral Ustaz Abdul Somad Sindir Pedas Orang Tua yang Marah Anaknya Dihukum Guru
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja