Suara.com - Tidak sedikit orang mengatakan hal utama dalam mencari pacar adalah kebaikan hatinya. Namun sebuah penelitian justru menunjukkan hasil yang berkebalikan dengan pernyataan tersebut.
Sebuah survei yang melibatkan 68 ribu orang dan dilakukan oleh peneliti dari University of Göttingen dan tim peneliti Clue, menemukan bagi pria dan wanita heteroseksual penampilan fisik dan tipe tubuh sangat penting dalam mencari pacar. Kecerdasan dan kebaikan justru tidak terlalu banyak.
1. Wanita mencari pasangan yang tinggi
Hasil penelitian menunjukkan hampir 90% wanita menginginkan pacar yang memiliki tinggi badan lebih dari diri mereka, dengan 11% mengatakan lelaki yang lebih tinggi adalah hal penting.
Lebih dari 50,3% wanita juga lebih memilih fisik yang bugar dan atletis, dan 29,1% menginginkan tubuh rata-rata.
Wanita juga diketahui lebih suka pacar yang tidak memiliki bulu di wajah dan dada serta wajah dan senyum yang menarik. Ini adalah dua fitur yang fisik yang paling populer di hampir semua negara, kecuali Meksiko dan Jepang.
"Kecenderungan wanita untuk memilih pasangan yang lebih tinggi telah ditemukan di beberapa budaya, mungkin karena tinggi badan mungkin menandakan kekayaan," kata Virginia J. Vitzthum selaku ketua penelitian seperti dikutip dari Insider.
"Dalam suatu populasi, orang kaya cenderung lebih tinggi - hubungan antara tinggi dan kekayaan ini telah dipelajari dan diverifikasi oleh para ekonom dan ahli biologi manusia di banyak populasi," sambungnya, melansir Insider.
Tetapi ketika mencari pasangan jangka panjang, hasilnya menunjukkan wanita menilai 'kebaikan' sebagai atribut paling penting yang mereka cari, tambahnya.
Baca Juga: Pasangan Hobi Periksa Handphone, Tanda Punya Masalah Psikologis Ini
2. Pria menilai penampilan fisik wanita dengan sangat tinggi
Bagi pria, penampilan fisik wanita, seperti bentuk tubuh (70%) dan wajah (68,8%) yang menarik, adalah fitur paling penting dalam mencari pacar.
Mata yang bagus dan senyum yang menarik sangat disukai, diikuti oleh bokong besar dan payudara rata-rata atau besar.
Sedangkan untuk masalah kebaikan, kepercayaan diri, dan kecerdasan jauh lebih rendah, yaitu dengan 41,8%, 38,7%, dan 36,9%.
Vitzthum mengatakan pasangan jangka pendek dan pasangan jangka panjang memuaskan tujuan pribadi yang berbeda.
Kepercayaan dan kebaikan penting untuk membangun keluarga, tetapi menjadi tidak terlalu penting ketika Anda hanya ingin memenuhi hasrat seksual.
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan