Suara.com - Belum lama ini, kisah Layangan Putus sedang viral di media sosial. Kisah ini merupakan unggahan dari pengguna Facebook bernama Mommi_ASF.
Kisah ini menceritakan kisah permasalahan rumah tangga yang diduga dialami oleh Mommi_ASF sendiri.
Ia menceritakan bagaimana rumah tangganya yang sudah dibangun selama 8 tahun runtuh setelah sang suami secara diam-diam diketahui telah menjalin kasih dengan perempuan lain.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai karena sang istri tidak sanggup jika harus menjalani poligami.
"Pun selama setahun setengah menjalani poligami, yang aku rasakan memang kakiku sudah sakit sebelah. Ibarat dalam sisi medis, saran terbaiknya adalah mengamputasi kaki yang sudah luka dan membusuk, sebelum menjalar menyakiti organ lainnya," tulisnya.
Kisah ini pun langsung menyita perhatian warganet, bahkan sampai menjadi trending topic di Twitter.
Dalam cerita Mommi ASF tersebut, diketahui juga bahwa sang suami diduga telah bersama dengan perempuan lain saat rumah tangga mereka dalam kondisi baik-baik saja.
Berkaca dari kisah ini, tentu kita sadar bahwa perselingkuhan adalah hal yang cukup umum terjadi di masyarakat.
Seorang psikolog klinis kenamaan, Kasandra Putranto, pun menjelaskan kepada Suara.com bahwa perselingkuhan dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, yakni :
Baca Juga: Kisah Layangan Putus, Suami yang Hilang Rupanya Honeymoon dengan Istri Muda
1. Pelaku selingkuh memiliki kebutuhan lebih besar dari yang bisa dipenuhi pasangannya.
2. Karena ada orang ketiga yang mau memenuhi kebutuhan dari pelaku perselingkuhan.
3. Karena situasi dan kondisi serta teknologi informasi yang sedemikian maju sehingga memudahkan akses atau kesempatan untuk melakukan perselingkuhan.
4. Bukan alasan namun ini seringkali terjadi, yaitu ketika pasangan dari pelaku perselingkuhan tidak menyadari atau tidak mengakui bahwa ada hal yang kurang, yang tidak dipenuhi olehnya sehingga menganggap hubungannya baik-baik saja.
Kasandra pun menambahkan, korban perselingkuhan memang sangat membutuhkan kekuatan untuk menghadapi permasalahan seperti ini. "Kunci utama dari sebuah kondisi pasca perselingkuhan adalah forgive and forget," jelasnya saat dihubungi Suara.com, Selasa (05/11/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif