Suara.com - Kenali 3 Jenis Gula yang Biasa Kita Makan, Mana yang Berbahaya?
Kita sering mendengar imbauan membatasi asupan gula karena bisa memicu diabetes. Tapi yang jarang kita tahu gula ada beragam jenis, dari mulai gula putih, gula merah, gula di nasi, gula di tepung, bahkan gula di buah-buahan.
Lalu apa bedanya semua itu? Mana yang lebih baik dikonsumsi untuk kesehatan, sehingga mengurangi risiko terkena penyakit diabetes?
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Jaya, Dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD mengatakan pada dasarnya gula itu terbagi tiga jenis kategori. Gula disebut juga karbohirat karena sebagai energi. Nah, untuk bisa langsung diserap tubuh gula itu harus masuk golongan monosakarida.
Gula Pasir, Gula Aren, dan Cokelat
"Monosakarida yang berisi gula pasir, gula aren, gula batu, gula merah itu monosakarida," ujar Dr. Em Yunir di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2019).
Kemampuan monosakarida untuk diserap langsung tubuh inilah yang membuat gula dengan jenis ini ampuh langsung mengembalikan energi tubuh, karena efeknya langsung bisa bekerja cepat dalam 2 menit. Jadi inilah mengapa seseorang saat berlari, olahraga dan hiking disarankan membawa jenis gula ini.
Gula pada buah yang berasa manis
Pada sumber makanan alami ini seperti buah, jenis gulanya berbeda dengan gula asli pada umumnya. Nah, gula pada buah disebut juga disakarida, yakni dua molekul monosakarida yang diikat. Karena diikat gula jenis ini tidak bisa langsung diolah tubuh, harus lebih dulu diolah menjadi monosakarida.
Baca Juga: Konsumsi Mangga dalam Jumlah Banyak dapat Memengaruhi Gula Darah, Kok Bisa?
"Jadi disakarida tidak akan diserap, kalau sudah masuk ke dalam usus, usus ada enzim memecah disakarida menjadi mono. Begitu dipecah baru diserap, proses pemecahannya butuh waktu," terang Dr. Em Yunir.
"Makin panjang ikatan kalau kita bilang, disakarida itu di- artinya dua. Jadi monosakarida satu, sama mono diikat jadi disakarida," sambungnya.
Gula yang ada di nasi dan tepung
Tidak sedikit yang menyebut nasi memicu diabetes, kenapa? Karena proses pemecahan gula yang disebut polisakarida, ada di nasi, tepung, mie, dan sagy sangatlah panjang perlu kerja keras enzim, makanya kita harus bergerak atau dimakan pada waktu makan utama.
"Poli itu banyak, mono-mononya banyak. Bisa tergantung jenis makanannya bisa sampai puluhan ratusan, tergantung kompleksnya makanan, tepung-tepungan atau nabati," jelasnya.
Nah, saat gula ini tidak terolah oleh enzim dan belum berubah menjadi mono, maka ia akan disimpan sebagai cadangan energi alias lemak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis