Suara.com - Berlawanan dengan kepercayaan di masyarakat, cuaca dingin sebenarnya tidak secara langsung dapat membuat Anda sakit. Anda hanya akan sakit ketika sudah terpapar orang yang terinfeksi virus.
"Orang-orang lebih banyak berada di dalam (rumah) saat cuaca dingin, ditambah lagi kita cenderung menyentuh lebih banyak permukaan yang mungkin mengandung kuman," tutur Tina Sindher, asisten profesor klinis alergi dan imunologi di Stanford Medicine.
Pada dasarnya, kata Shinder, semakin dingin di luar, semakin banyak waktu yang orang habiskan di dalam ruangan, membuat mereka sering berdekatan dengan satu sama lain (dengan anggota di dalam rumah).
Itulah kontak yang membuat penyakit menular seperti flu dan pilek mudah menyebar.
"Anda harus terpapar orang-orang yang bersin dan flu untuk jatuh sakit. Hanya pergi keluar ketika cuaca dingin tidak secara otomatis membuat Anda sakit," lanjutnya, melansir Insider.
Alasan kita sering melihat banyak orang menderita pilek saat cuaca dingin adalah berkurangnya rutinitas olahraga, kata Bruce Barrett, profesor dan dokter keluarga di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Wisconsin.
"Dalam dua uji klinis terakhir kami, saya telah menafsirkan (hasil studi) yang menunjukkan, berolahraga atau bermeditasi secara teratur dapat mengurangi penularan, durasi, tingkat keparahan dan dampak dari infeksi pernapasan 20% hingga 25%, tetapi Anda harus melakukannya setiap hari," jelasnya.
Manfaat olahraga dan meditasi kemungkinan juga berhubungan dengan efek stres dan depresi terhadap sistem imun. Sebab, hormon stres, seperti kortisol yang diproduksi oleh sistem endokrin Anda, juga bekerja sebagai pengatur sistem kekebalan tubuh.
Jika Anda terlalu stres dalam waktu yang lama, maka akan terlalu membebani sistem endokrin. Pada akhirnya sistem kekebalan tubuh Anda tidak efektif melawan penyakit.
Baca Juga: Merasa Parfum Tidak Tahan Lama di Cuaca Dingin? Begini Faktanya
Itu sebabnya mengatur stres dan depresi melalui olahraga dan meditasi penting untuk menangkal virus menular seperti pilek dan flu.
Di sisi lain, perubahan cuaca secara cepat juga dapat berdampak pada kesehatan kita.
Sebuah studi 2016 yang doterbitkan dalam jurnal Virus, peneliti menemukan penurunan kelembapan dipasangkan dengan perubahan suhu cepat selama beberapa hari sebelum paparan virus meningkatkan risiko infeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!