Suara.com - Idap Gangguan Kepribadian Narsisistik, Bagaimana Cara Menyembuhkannya?
Gangguan kepribadian narsisistik atau narsis membuat orang haus pengakuan dan dianggap sering pamer. Lalu, bisakah gangguan jiwa ini disembuhkan?
dr Alvina, SpKJ, psikiater dari RS Awal Bros Bekasi Barat mengatakan, gangguan narsisistik pada seseorang bisa mengakibatkan gangguan jiwa lain, seperti masalah mood. Yang terburuk, pengidap gangguan kepribadian narsisistik rentan mengalami masalah dengan orang lain.
Biasanya, orang yang mengalami gangguan narsisistik dapat sembuh dengan cara dirinya akan menyadari ada yang salah bila berulang kali mengalami kegagalan dalam relasi, termasuk hubungan dengan keluarga dan percintaan.
"Orang yang mengalami gangguan narsisistik cenderung tidak menyadari bahwa dirinya mengalami narsisistik sampai ia mengalami masalah relasi yang berulang," ujar dr Alvina.
Cara penyembuhan orang yang mengalami narsisistik dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi khusus gangguan kepribadian narsisistik. Terapi yang digunakan adalah dengan psikoterapi yang jangka waktunya biasanya cukup lama dan terapi dari gangguan jiwa lainnya bila diperlukan.
Biasanya, orang lain akan merasa kesal karena orang dengan gangguan narsisistik ini cenderung merasa selalu benar, merasa yang paling penting, dan lain sebagainya.
"Kita bisa menyikapi mereka dengan tidak terlalu larut dalam beradu argumen atau kritik, ujarnya lagi..
Bila seseorang yang mengalami gangguan narsisistik adalah orang yang dekat, Anda bisa menyarankan atau mengarahkan mereka dengan cara yang baik untuk datang berkonsultasi ke psikiater.
Baca Juga: Orang Narsis Memang Menyebalkan, Tetapi Mereka Lebih Bahagia
"Ïntinya, kita harus lakukan evaluasi lengkap terlebih dahulu baru kita bisa membuat kesimpulan bahwa orang-orang tersebut mengalami gangguan jiwa atau tidak. Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa semua yang tampak tidak biasa adalah seseorang yang mengalami gangguan jiwa."
"Namun, jangan juga mengabaikan seseorang yang sudah merasa terganggu dan membutuhkan pertolongan profesional. Hendaknya kita menjadi masyarakat yang suportif dan tidak menghakimi sehingga seseorang yang memang membutuhkan bantuan profesional tidak merasa malu untuk datang berkonsultasi," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis