Suara.com - 3 Masalah Kesehatan yang Dapat Muncul Jika Tembok Rumah Anda Berjamur
Lama dibiarkan lembap, tembok rumah juga bisa berjamur. Padahal ada bahaya yang mengintai dari tembok berjamur ini bagi kesehatan Anda.
Tembok yang berjamur biasanya berubah warna menjadi kecokelatan atau kehitaman. Jika kontaminasi jamur dalam rumah Anda meluas, kualitas udara di dalam ruangan pun semakin buruk.
Jamur yang beterbangan di dalam ruangan dan menempel di dinding bisa terhirup dengan mudahnya saat Anda bernapas.
Beberapa jenis jamur dalam ruangan dapat menghasilkan racun yang larut dalam lemak dan diserap oleh lapisan usus, saluran udara, dan kulit. Dalam jumlah yang kecil, spora jamur mungkin tidak akan mengganggu.
Semua anggota keluarga yang ada di rumah berisiko mengalami reaksi alergi terhadap jamur dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu, ada beberapa dampak kesehatan lain yang muncul saat tinggal di rumah dengan tembok yang berjamur, yaitu dilansir Hello Sehat:
1. Sulit bernapas
Salah satu bahaya dari tembok rumah yang berjamur bagi kesehatan Anda adalah sulit bernapas.
Pada saat jamur tumbuh, terdapat spora, sel, dan senyawa organik yang asing ikut beredar di udara.
Baca Juga: Kandungan dalam Jamur Bisa Mengobati Depresi, Efektifkah?
Ketiganya dapat menjadi alergen, iritan, dan menghasilkan senyawa racun yang berbahaya bagi tubuh, terutama untuk orang yang sangat sensitif.
Tidak hanya itu, tingkat kelembapan yang tinggi membuat proses penguraian jamur menjadi lebih cepat dan meningkatkan jumlah partikel di udara.
Akibatnya, partikel tersebut berisiko mengiritasi paru-paru, hidung, dan tenggorokan.
Jika Anda sudah mempunyai masalah pernapasan, seperti asma dan paru-paru kronis, jamur yang ada di rumah mungkin membuat kondisi Anda semakin parah.
2. Alergi
Berada di ruangan dengan tembok yang berjamur dan lembap membuat mata Anda gatal dan sering bersin-bersin?
Seperti yang dilansir dari laman Mayo Clinic, kondisi ini disebut sebagai alergi jamur. Sama seperti jenis alergi lainnya, alergi jamur juga muncul akibat reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis