Suara.com - Kanker adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Sayangnya, seringkali orang-orang tidak sadar mengenai tanda-tanda kecil kanker.
Hal itulah yang membuat orang dengan kanker mengalami keterlabatan diagnosis. Selain itu, banyak orang yang juga merasa ragu-ragu aau sibuk untuk mengunjungi dokter.
Para ahli di Cancer Research UK pun telah menganalisis data pada 14.259 orang yang didiagnosis menderita kanker di Inggris dalam satu tahun. Mereka menemukan 3.372 atau 24 persen mengalami keterlambatan diagnosis.
Sekitar 13 persen disebabkan pasien terlambat untuk mengunjungi dokter karena ketakutan mereka. Sebanyak 49 persen mengetahui kankernya setelah melakukan pemeriksaan medis oleh dokter. Lalu 38 persen sisanya baru mengetahuinya setelah dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya sudah melemah.
Hasil tes kanker yang lama keluar juga bertanggung jawaba sekitar 25 persen kasus orang-orang terlambat didiagnosis kanker. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal dari segi SDM dan lainnya.
Adapula dokter terlambat mendiagnosis kanker karena pasien memiliki gejala yang tidak jelas atau tidak langsung berkaitan dengan penyakitnya.
"Penelitian kami menunjukkan ada peluang bagus untuk mengurangi penundaan secara signifikan dengan memotong waktu yang dibutuhkan pasien untuk menjalani tes," ujar pemimpin penelitian Ruth Swann dikutip dari The Sun.
Karena itu, para peneliti merasa membutuhkan penelitian lanjut guna mengembangkan dan mengevaluasi tes diagnostik untuk pasien dengan gejala tidak jelas.
Padahal mengetahui kanker sejak ini adalah satu-satunya cara untuk mengatasinya secepat mungkin. Cara terbaik yang dilakukan dengan menyadari tanda-tanda kecil kanker.
Baca Juga: Kemenkes Bicara Hepatitis A di Depok, Bayi 4 Bulan Meninggal Usai Dipijat
Berikut ini tanda-tanda kanker yang seringkali terabaikan karena tidak terlalu umum, antara lain:
- Sesak napas
- Pendarahan vagina yang tidak jelas
- Berkeringat di malam hari
- Suara serak
- Kembung terus menerus
- Kesulitan menelan
- Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit, buang air besar lebih sering
- Batu darah dan batuk terus-menerus
Semua orang memang berisiko menderita kanker, tetapi kebanyakan kasus terjadi pada orang berusia 50 tahun. Bahkan risikonya juga meningkat seiring bertambahnya usia.
Jika Anda menemukan sesuatu yang tidak normal pada tubuh, jangan abaikan dan lebih baik konsultasikan dengan dokter. Karena itu mungkin saja tanda-tanda kanker.
Jangan pernah mencoba mendiagnosisnya sendiri dengan mengaitkan faktor bertambahnya usia dan kondisi kesehatan lainnya.
Berita Terkait
-
4 Pilihan Eye Cream Korea untuk Mengatasi Kerutan
-
Waspada Risiko Kanker di Musim Hujan, Dokter Ingatkan Bahaya Tersembunyi dalam Makanan dan Air
-
6 Jenis Kanker Paling Banyak Serang Usia di Bawah 50 Tahun, Waspada!
-
Mpok Alpa Dulu Kerja Apa? Kini Wafat Tinggalkan 4 Orang Anak
-
Mpok Alpa Sakit Kanker Apa? Sempat Bolak-balik Berobat ke Malaysia sebelum Wafat
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan