Suara.com - Hati-hati, Bakteri dari Tas Belanja Bisa Picu Keracunan Makanan Lho
Untuk menghemat sampah plastik, beberapa kalangan kampanye untuk menggunakan tas daur ulang. Anda pun mungkin lebih sering menggunakannya sebagai tas belanja ke pasar atau supermarket untuk mengurangi penggunaan plastik.
Namun, apakah Anda pernah memerhatikan kebersihan tas belanja daur ulang? Tanpa disadari, kantong belanja yang satu ini dapat menyimpan banyak bakteri penyebab keracunan makanan, lho. Jadi penting untuk memperhatikan hal berikut dilansir Hello Sehat.
Tas daur ulang menjadi sumber bakteri di dapur
Belanja dengan tas ramah lingkungan alias tas daur ulang memberikan banyak manfaat. Selain membantu mengurangi sampah plastik, tas belanja yang cenderung berukuran besar ini dapat menampung semua barang-barang belanjaan Anda sekaligus. Dengan begitu, Anda tak perlu repot lagi menenteng banyak tas setiap kali belanja ke pasar atau supermarket.
Meskipun cenderung praktis, Anda tetap perlu menjaga kebersihan tas daur ulang yang Anda gunakan. Pasalnya, jenis tas ini ternyata bisa menjadi sumber bakteri dan memicu keracunan makanan, seperti dilansir dari Cleveland Clinic.
Para peneliti dari University of Arizona dan Loma Linda University menemukan bahwa hampir seluruh tas daur ulang yang dipakai untuk belanja mengandung bakteri. Bahkan sebanyak 50 persen tas mengandung bakteri coliform dan 12 persen lainnya mengandung bakteri Escherichia coli (E.coli), dua jenis bakteri penyebab keracunan makanan yang paling umum.
Ketika Anda meletakkan tas belanja daur ulang ke wastafel atau meja dapur, ini memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi silang. Maksudnya bakteri yang berasal dari tas dapat berpindah ke meja, lalu pindah lagi ke tangan. Akibatnya, bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh melalui mulut saat Anda makan hingga menyebabkan keracunan makanan.
Dari mana asalnya bakteri penyebab keracunan makanan?
Tidak sedikit orang yang asal mencampurkan bahan makanan ke dalam tas belanja tanpa memisahkannya sesuai jenis makanan, dengan alasan supaya lebih praktis. Padahal, bahan pangan basah seperti daging semestinya dipisahkan dengan sayuran dan bahan makanan lainnya.
Baca Juga: Sempat Dikabarkan Mengandung Plastik, Ini Fakta Tentang Nata de Coco
Pakar penyakit menular, dr. Susah Rehm mengungkapkan bahwa penyebab keracunan makanan terbesar berasal dari daging. Tetesan darah atau air yang mengandung bakteri dapat meresap ke tas belanja dan mengontaminasi bahan makanan lainnya.
Jika sayur atau buah yang sudah terkontaminasi tidak dicuci atau dimasak dengan benar, maka hal ini dapat memicu keracunan makanan. Siklus ini akan terus terjadi saat Anda menggunakan tas daur ulang yang sama untuk belanja di kemudian hari.
Terlebih jika Anda tidak rajin mencuci tas belanja dan malah menyimpannya begitu saja, maka tas ini akan menjadi lembap. Lingkungan lembap dan hangat inilah yang menjadi tempat favorit bagi bakteri untuk berkembang biak.
Mencegah keracunan makanan dari tas belanja daur ulang
Langkah terpenting yang harus Anda lakukan pertama kali adalah memisahkan bahan makanan basah dengan yang kering. Meskipun ini artinya Anda harus membawa minimal dua tas belanja, risiko kontaminasi silang dari daging ke sayur atau buah dapat dihindari.
Jika terpaksa harus menggunakan satu tas belanja, sebaiknya bungkus daging atau bahan makanan basah lainnya menggunakan plastik. Tambahkan selembar kantong plastik atau kertas di atasnya sebagai pembatas, barulah Anda boleh meletakkan sayur atau buah di atasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!