Suara.com - Demi Ketahanan Nasional, Menkes Minta Biofarma Perkuat Pengembangan Vaksin
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meminta jajaran Biofarma untuk mengembangkan vaksin buatan Indonesia. Selain menekan biaya, pembuatan vaksin juga merupakan salah satu agenda menjaga ketahanan nasional.
Dalam kunjungan ke Biofarma baru-baru ini, Menkes Terawan menekankan pentingnya pengembangan vaksin yang ongkos produksinya murah namun memiliki manfaat yang besar bagi ketahanan kesehatan nasional.
Karenanya, Menkes berpesan agar Biofarma fokus sesuai dengan core bussiness yang dimilikinya. Fokus pada pengembangan vaksin yang mampu mencegah, mendeteksi dan merespons penyakit pandemi yang berpotensi mengancam ketahanan kesehatan. Menurutnya, langkah tersebut jauh lebih optimal dan bermanfaat.
"Kalau mau diversifikasi usaha jangan membuat diversifikasi yang membebani, tidak ada nilai tambahnya, tidak membuat quality of life meningkat. Buat yang murah dan menolong orang, pasti berkahnya banyak," kata Menkes, dilansir Sehatnegeriku.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari pekan lalu saat Kemenkes bersama Kemenpolhukam, KemenkoPMK serta 17 Kementerian dan Lembaga meluncurkan dokumen Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan di Indonesia 2020-2024 di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Dokumen tersebut merupakan dokumen wajib bagi negara anggota WHO untuk memiliki kemampuan untuk mencegah, mendeteksi dan merespon secara cepat dan adekuat setiap ancaman kesehatan masyarakat yang berpotensi menyebar antarnegara dan menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia.
Lebih lanjut, Menkes menekankan agar mengurangi proses impor barang setengah jadi. Pasalnya, hal ini bisa mengancam ketahanan kesehatan nasional.
"Ingat batasi impor bahan setengah jadi, kita kan ngak tau halal atau enggak karena setengah jadi, nanti pertahanan kita malah jebol," pesan Menkes.
Baca Juga: Asyik! Pemprov DKI Jakarta Buka Layanan Vaksin Rabies Gratis
Atas diperolehnya predikat Center of Excellence, Menkes menekankan agar kepercayaan dari anggota negara OKI tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kemaslahatan umat terutama dalam hal peningkatan produksi vaksin halal.
"Kita harus bertanggungjawab terhadap produk-produk kita, karena ini adalah negara mayoritas Islam, otomatis kita mengedepankan produk halal. Jadi kalau produknya mau keluar seharusnya sudah tersertifikasi halal," tutur Menkes.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?