Suara.com - Penyakit Lyme seketika viral ketika penyanyi kenamaan Justin Bieber mengumumkan dirinya baru saja didiagnosis dengan penyakit tersebut pada Rabu (7/1/2020) di Instagramnya.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menyebut penyakit ini diakibatkan oleh gigitan kutu (black legged) yang sudah terinfeksi bakteri borrelia burgdorferi.
Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke organ lain, termasuk persendian, jantung, dan sistem saraf, lapor Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Berdasarkan laman Very Well Health, perkembangan penyakit Lyme biasanya terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
- Tahap 1: penyakit Lyme lokal, infeksi hanya terjadi pada satu area tubuh.
- Tahap 2: penyakit Lyme awal yang menyebar, bakteri sudah mulai menyebar ke area tubuh lain.
- Tahap 3: penyakit Lyme yang menyebar luas, bakteri telah menyebar ke seluruh tubuh.
Selain tahapan tersebut, ada beberapa fakta lain terkait penyakit Lyme ini, menurut Infectious Diseases Society of America.
1. Untuk menginfeksi inangnya, kutu biasanya harus melekat pada kulit selama setidaknya 36 jam.
Baca Juga: Justin Bieber Didiagnosis dengan Penyakit Lyme, Gejalanya Seperti Flu Biasa
2. Sebagian besar kasus penyakit Lyme terjadi pada akhir musim semi dan awal musim panas.
3. Pada 2016 ada lebih dari 58.000 kasus penyakit Lyme dilaporkan di AS. Kasus penyakit yang ditularkan melalui vektor dari kutu dan nyamuk meningkat tiga kali lipat sejak 2004.
4. Penyakit Lyme didiagnosis berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan terkadang tes darah. Mungkin dibutuhkan empat hingga enam minggu bagi sistem kekebalan tubuh manusia untuk membuat antibodi terhadap Borrelia burgdorferi .
5. Pengobatan terbaik untuk penyakit Lyme adalah pencegahan, yaitu dengan berhati-hati saat berjalan di hutan, hindari daerah yang lebat dan berumput.
6. Sebagian besar kasus penyakit Lyme berhasil diobati dengan antibiotik dalam beberapa minggu. Menggunakan antibiotik dalam waktu yang sangat lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun) tidak akan menawarkan hasil yang lebih baik dan bahkan dapat berbahaya, karena dapat menyebabkan komplikasi yang berpotensi fatal.
Berita Terkait
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Belajar dari Covid-19, Menkes Tegaskan Keterlibatan TNI Penting Dalam Penanganan Penyakit Menular
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Amanda Manopo Mengidap Penyakit Apa? Buka-Bukaan Kondisi Kesehatan sebelum Menikah
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital