Suara.com - Siapa yang tahu jika seseorang akan mengalami kekerasan seksual, seperti pelecehan hingga pemerkosaan.
Di banyak kasus yang terjadi, banyak yang mempertanyakan mengapa korban seolah tidak melawan?
Dokter spesialis Kesehatan Jiwa dr. Gina Anindyajati, SpKJ mengatakan setidaknya ada 3 respon alami otak manusia saat berada dalam situasi ancaman, termasuk pemerkosaan, yakni fight atau melawan, flight atau kabur menghindar, dan freeze atau membeku tidak bergerak di tempat.
Ketiga respon ini sangat susah ditentukan, perlu pemahaman dan adaptasi pada satu kondisi ancaman. Jika ingin melawan tidak semua kondisi kita harus melawannya, apalagi jika cenderung mengancam nyawa.
"Karena nggak semua bahaya juga harus kita fight, kita harus tahu diri dong, saat kondisinya sangat membahayakan orang dengan pisau misalnya, kemudian kita fight (melawan), kita juga mati dong, jangan-jangan kita perlunya flight (pergi kabur) pada saat itu," ujar dr Gina di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020)
Di kebanyakan kasus yang terjadi, sambung dia, responnya adalah membeku alias tidak berkutik dan tidak bisa berbuat apapun. Ini menjadikan kita seolah-olah tidak melawan, mengingat itu sangat mengagetkannya dan tidak ada pelatihan insting terlebih dahulu.
"Ada orang tendensinya secara natural dia fight ngelawan. Tapi ada juga orang yang akan kabur, dia nggak ngelawan tapi dia kabur. Ada orang yang freeze, jadi dia stone (membatu) dia nggak bisa mikir, badannya nggak bisa berbuat apa-apa, karena otaknya terkunci, nggak semua orang bisa fight, nggak semua bisa flight, dan nggak semua bisa freeze," urai dr Gina merinci.
Jadi, kata dia, penting untuk mengenali bagaimana respon tubuh kita saat menghadapi ancaman seperti pelecehan dan pemerkosaan. Lalu, latihlah respon itu yang disesuaikan pada situasi dan kondisi yang terjadi untuk mengeluarkan respon yang tepat.
Baca Juga: Waspada! Berikut Mereka yang Berisiko Jadi Korban Kekerasan Seksual
"Nah, ini perlu dilatih, insting itu ada tapi kemudian kita berespon terhadap sesuatu, insting itu akan kasih alarm ini bahaya, tetapi kemudian apa yang harus dilakukan saat bahaya , itulah respon yang dilatih," jelas dr Gina menutup perbincangan.
Berita Terkait
-
Waspada! Berikut Mereka yang Berisiko Jadi Korban Kekerasan Seksual
-
Dokter Jiwa Ungkap Alasan Kenapa Korban Pemerkosaan Enggan Melapor
-
Korban Pemerkosaan Enggan Melapor, Dokter Jiwa Ungkap Alasannya
-
'Kecanduan Seks', Benarkah Termasuk Gangguan Seksual?
-
Tak Hanya pada Wanita, Menopause dapat Dialami Pria dengan Tanda Ini!
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?