Suara.com - Kedai kopi kini mudah ditemui di mana-mana, lengkap dengan beragam varian kopi kekinian. Tampil lebih menarik, dengan citarasa yang tak lagi pahit, anak-anak pun kini suka minum kopi.
Tapi, bagaimana dengan efeknya? Dan, seberapa banyak anak boleh mengonsumsi kopi dalam sehari? Simak pendapat beberapa pakar berikut, seperti dilansir dari Healthline.
1. Awas kecanduan!
Siapapun tahu bahwa kopi mengandung kafein yang merupakan stimulan dan bisa menimbulkan kecandua. Dikatakan Toby Amidor, MS, RD, nutrisionis sekaligus penulis The Greek Yogurt Kitchen: More Than 130 Delicious, Healthy Recipes for Every Meal of the Day, ketika anak mulai kecanduan kafein, ia akan mengonsumsinya secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan insomnia, gelisah, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, dan peningkatan denyut jantung akibat terlalu banyak kafein.
2. Mengandung kalori tinggi
Penambahan gula, sirup, dan krimer akan menambah jumlah kalori pada minuman kopi susu. Seperti yang kita tahu, konsumsi kalori yang berlebih membuat kalori diubah menjadi lemak. Dan terlalu banyak lemak dalam tubuh dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan. Kandungan gula yang tinggi juga dapat menyebabkan karies atau gigi berlubang pada anak.
3. Kafein dapat mengganggu penyerapan kalsium
Selain menyebabkan gelisah dan jantung berdebar, kafein juga dapat mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh. Hal ini karena kafein bersifat diuretik, yaitu memicu produksi air seni. Dan semakin cepat air seni atau urin dikeluarkan oleh ginjal, semakin banyak pula kalsium yang belum diserap tubuh ikut terbuang. Padahal, kalsium sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat. Risiko kekurangan kalsium adalah terhambatnya pertumbuhan anak dan menyebabkan masalah seperti gigi berlubang.
4. Anak bisa malas makan
Baca Juga: Digemari Milenial Jakarta, Kopi Starbucks Justru Tak Laku di Negara Ini
Kopi dapat mengganggu selera makan anak. Selain kopi dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada anak, yang menimbulkan gejala mual atau sakit perut, tambahan gula dan sirup di dalamnya akan membuat anak kekenyangan sehingga malas makan. Padahal, anak sedang dalam masa pertumbuhan yang sangat membutuhkan berbagai asupan gizi yang didapat dari makanan.
Nah, setelah tahu apa saja dampak jika anak suka minum kopi, mulailah batasi konsumsi kopi pada anak. Saran The American Academy of Pediatrics, konsumsi kafein pada anak tidak lebih dari 45 mg untuk anak usia 4-6 tahun, 62,5 mg untuk usia 7-9 tahun, dan 85 mg untuk anak 10-12 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?