Suara.com - Ayam salah satu makanan yang banyak disukai orang. Sayangnya, makan daging ayam dua kali seminggu bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 4 persen.
Risiko makan ayam lebih dari satu kali seminggu ini sama halnya dengan mengonsumsi daging merah olahan. Sebuah studi mengklaim orang yang makan daging olahan terlalu sering dalam seminggu berisiko mati muda.
Para ilmuwan dari Universitas Northwestern dan Cornell telah menganalisis sebanyak 30 ribu orang dewasa untuk membuktikan risiko makan daging merah maupun unggas olahan.
Hasilnya, mereka menemukan orang yang mengonsumsi daging olahan berisiko lebih besar mengalami gangguan jantung selama 2 dekade. Daging olahan ini termasuk daging merah, babi dan unggas seperti ayam.
Satu di antara berbagai jenis daging itu orang yang mengonsumsi daging merah 3 persen lebih berisiko mati muda.
Berbeda halnya dengan orang yang mengonsumsi daging ikan. Daging ikan justru tidak meningkatkan risiko sakit jantung maupun mati muda.
Hal ini menunjukkan bahwa daging ikan seperti salmon dan tuna sangat baik untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Peneliti Norrina Allen, associate professor of preventive medicine di Northwestern University Feinberg School of Medicine, mengatakan ada baiknya seseorang berusaha mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni, bologna dan deli.
"Konsumsi daging merah secara konsisten juga berkaitan dengan masalah kesehatan seperti kanker," kelas Norrina Allen dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Mulai Batasi, Keseringan Minum Soda Dapat Meningkatkan Risiko Kanker
Studi yang dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine, penyakit jantung adalah pembunuh terbesar kedua di Inggris. Peneliti Victor Zhong, asisten profesor ilmu gizi di Cornell University, mengatakan terlalu banyak makan daging tidak baik untuk jantung.
"Asupan makanan protein hewani yang bervariasi mungkin menjadi strategi penting untuk membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini pada tingkat populasi," jelas Victor Zhong.
Para ahli mengatakan orang dewasa harus makan lebih banyak makanan laut dan kacang-kacangan. Temuan terbaru pun menyimpulkan mengurangi asupan daging olahan dan daging memberikan sedikit dampak pada kesehatan.
Gunter Kuhnle, profesor ilmu nutrisi dan makanan Universita Reading juga menjelaskan risiko kesehatan lainnya jika seseorang mengonsumsi daging merah.
"Perlu diingat konsumsi daging merah dan olahan terlalu sering tidak hanya menyebabkan penyakit jantung, tetapi juga kanker," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia