Suara.com - Tagar #RokokElektrikBukanPenjahat Viral, Ini 5 Studi Tentang Bahaya Vape
Tagar #RokokElektrikBukanPenjahat viral di media sosial Twitter hari ini, Jumat (7/2/2020). Netizen memviralkan tagar tersebut menyusul fatwa haram yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah kepada rokok elektrik dan vape, dengan alasan membahayakan kesehatan.
Sejumlah netizen mengungkapkan kecewaan dengan menggunakan meme. Netizen berpendapat bahwa rokok elektrik tidak seharusnya diharamkan, karena disebut bisa membantu seseorang berhenti merokok.
Ada pula yang menyebut rokok elektrik memiliki kadar bahaya yang lebih rendah daripada rokok tembakau karena tidak mengandung TAR dan racun kimia lainnya.
Sejatinya, perdebatan tentang rokok elektrik dan vape masih terus terjadi di Indonesia. Namun sejumlah penelitian menyebut, klaim rokok elektrik dan vape lebih sehat dari rokok tembakau tidak terbukti. Berikut ini 5 studi tentang bahaya rokok elektrik dan vape, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Rokok Elektrik Lebih Berbahaya Bagi Jantung Daripada Rokok Biasa, Benarkah?
Tim peneliti Cedars-Sinai Medical Center dalam acara bertajuk American Heart Association scientific conference di Los Angeles, Amerika Serikat baru-baru ini menemukan bahwa rokok elektrik justru ditengarai lebih berbahaya bagi jantung.
Studi dilakukan dengan melakukan perbandingan kondisi jantung 10 non perokok, 10 perokok elektrik, dan 10 perokok konvensional.
Mereka semua berusia di bawah 40 tahun dan dalam kondisi sehat. Ketika diminta melakukan olahraga ringan, alirah darah bukan perokok berfungsi baik. Sementara aliran darah perokok konvensional tetap bekerja alakadarnya.
Baca Juga: Muhammadiyah Haramkan Rokok Elektrik, #FatwaHaramVape Jadi Trending Topic
Tetapi di antara para perokok elektrik, tidak ada peningkatan sama sekali.
2. Studi Ungkap Bahaya Rokok Elektrik untuk Kesuburan Wanita Muda
Percobaan pada tikus mengungkapkan rokok elektrik bisa memengaruhi kesuburan pada wanita muda dan kehamilan.
Dalam studi yang diterbitkan di Journal of the Endocrine Society, para peneliti melakukan percobaan pada tikus untuk mengetahui apakah paparan rokok elektrik bisa merusak kesuburan dan kesehatan.
"Kami menemukan bahwa menggunaan rokok elektrik atau e-rokok sebelum pembuahan secara signifikan bisa menunda implantasi embrio uang dibuahi ke rahim sehingga menunda dan mengurangi kesuburan," terang penulis studi Kathleen Caron dari University of North Carolina.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif