Suara.com - Yanti Noor Istri Chrisye Meninggal, Kenali Penyebab dan Gejala Stroke
Gusti Firoza Damayanti Noor atau yang dikenal dengan Yanti Noor, istri mendiang penyanyi Chrisye, meninggal dunia hari ini, Sabtu (8/2/2020).
Yanti Noor diketahui sedang bersama teman-temannya di kawasan Puncak, Cipanas, Jawa Barat. Kabar meninggalnya Yanti Noor dikonfirmasi oleh pengamat musik Stanley Tulung.
"Meninggalnya karena stroke, saat sedang berkumpul dengan teman-temannya," kata Stanley.
Stroke memang penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Untuk mengetahui lebih banyak seputar stroke yang menyebabkan Yanti Noor meninggal, simak fakta-fakta termasuk penyebab dan gejalanya berikut ini.
Penyebab stroke
Stroke terjadi ketika aliran darah menuju otak terputus. Sel-sel dalam otak menjadi kekurangan oksigen dan mulai mati. Ketika hal ini terjadi, kemampuan yang biasanya dikendalikan oleh sel-sel otak akan kehilangan fungsi mereka. Terdapat
dua penyebab utama stroke, pertama Iskemik, penyumbatan aliran darah di otak (penyebab sekitar 80 persen yang terjadi). Kedua, Hemoragik yaitu kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Faktor risiko stroke
Baca Juga: Velove Vexia Nilai Yanti Noor Istri Chrisye Sosok yang Kuat
Terdapat tiga faktor berisiko yang memengaruhi stroke. Yaitu gaya hidup, yang menunjukkan kelebihan berat badan dan tidak aktif bergerak, perokok, dan peminum alkohol berat. Sementara dari sisi medis, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan riwayat penyakit kardiovaskular.
Tanda-tanda stroke
Bertindak FAST sangat diperlukan ketika menduga seseorang terserang strokem (Face, Arms, Speech, Time). Apakah wajahnya kebas atau mati rasa atau turun satu sisi, lalu apakah lengan terasa mati atau lemah, apakah bicara gagap atau tidak jelas. Dan apabila mengalami satu dari beberapa tanda di atas segera panggil ambulans.
Penanganan stroke
Penanganan stroke sesegera mungkin dapat meminimalisir dampak panjang dari stroke dan membantu mengurangi risiko seseorang meninggal akibat stroke. Terkhusus untuk stroke iskemik, penangannya hanya efektif dalam waktu 4,5 jam setelah muncul gejala. Hasil paling optimal adalah ketika pasien mendapatkan pengobatan dalam 60 menit setelah timbulnya gejala stroke. Hal ini dikenal dengan istilah golden hour.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif