Suara.com - Virus corona Wuhan kembali memakan korban. Hingga Minggu (9/2/2020) diketahui jumlah korban meninggal mencapai 803 di China dan Hong Kong, lapor BBC.
Sedangkan jumlah kasus orang yang terinfeksi hingga kini telah mencapai 34.800 orang di seluruh dunia, dengan sebagian besar jumlah di China.
Jumlah kematian akibat virus corona baru atau 2019-nCoV ini telah melampaui korban epidemi SARS pada 2003 silam. Saat itu, korban meninggal ada 774 kasus, di lebih dari 12 negara.
Semakin bertambahnya korban membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu telah menyatakan wabah ini sebagai darurat kesehatan global.
Di sisi lain, para ahli kesehatan masyarakat berpikir bahwa hanya ada tiga kemungkinan untuk mengakhiri kasus virus corona baru ini, yaitu:
1. Wabah dikendalikan melalui intervensi kesehatan masyarakat (seperti hanya SARS).
2. Vaksin sudah dikembangkan.
3. Virus corona dapat menjadi bagian permanen dari repertoar virus manusia, misalnya seperti flu musiman.
Opsi ketiga ini adalah yang paling mungkin, kata dua orang ahli kepada Business Insider Singapore, bahwa virus baru ini kemungkinan tidak pernah benar-benar berakhir.
"Saat ini, tindakan yang diambil di China, upaya Draconian, adalah apa yang terjadi ketika Anda mencoba menangkap kuda yang berlari kencang dan sudah meninggalkan kandang," ujar Stephen Morse, seorang ahli epidemiologi di Universitas Columbia.
Ada empat dari tujuh jenis virus corona yang endemik, artinya secara permanen ada, pada populasi global. Keempat virus ini (HCoV-229E; HCoV-NL63; HCoV-OC43; dan HCoV-HKU1) dinilai lebih ringan, meski mereka juga dapat menyebabkan pilek, dan dalam kasus yang jarang terjadi, juga menyebabkan pneumonia hingga kematian .
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Begini Proses Pemulangan Turis China di Bali
Menurut Amesh Adalja, seorang ahli penyakit menular di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, 2019-nCoV ini dapat menjadi 'anggota' dari virus corona endemik di atas. Itu artinya, wabah tidak pernah benar-benar berakhir.
Jika seperti itu, berarti virus ini akan berfluktuasi dengan musim tertentu seperti flu. dalam hal ini, kemungkinan 2019-nCoV dapat mundur pada musim panas dan kembali pada musim gugur dan dingin setiap tahun nya.
“Jika Anda melihat lintasan virus dan bagaimana penyebarannya di masyarakat, ditambah dengan fakta bahwa kami menangani virus corona setiap tahun selama flu dan musim dingin, faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa virus corona ini menjadi virus musiman,” kata Adalja.
Berita Terkait
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
Alasan Indonesia Belum Jadi Raja Batu Bara Asia, Padahal Pasokan dan Ekspor Tinggi
-
Trump-Xi Jinping 'Damai', Mendadak AS Malah Blokir Chip Nvidia ke China
-
Daftar 24 Perusahaan yang Bakal Garap Proyek Waste to Energy, Mayoritas dari China
-
Menkeu Purbaya Sebut Krisis China Tak Mungkin, Singgung Sistem Komunis
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli