Suara.com - Lucinta Luna mengaku baru mengonsumsi narkoba sejak 6 bulan terakhir saat diamankan kepolisian di Apartemen milik pribadinya di kawasan Thamrin City pada Senin (11/2/2020).
Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa tiga butir pil ekstasi, obat penenang jenis tramadol dan riklona, yang termasuk dalam jenis psikotropika.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan kepolisian menemukan obat penenang jenis psikotropika itu di dalam tas Lucina Luna.
"Kedua juga didapat dua jenis obat dari tas LL (Lucinta Luna) pertama tramadol, kedua riklona. Ini adalah obat penenang dan masuk golongan psikotropika," kata Yusri.
Tramadol merupakan jenis obat narkotika yang digunakan untuk meringankan rasa sakit. Penggunaan obat ini pun harus dalam pengawasan ketat dokter.
Jika tidak, penyalagunaan obat tramadol bisa menyebabkan efek samping ringan sampai berat. Dilansir dari Healthline.com, konsumsi tramadol bisa menyebabkan kantuk.
Karena itu, orang yang mengonsumsi tramadol tidak boleh mengemudi, menggunakan mesin berat atau melakukan kegiatan berbahaya.
Adapun efek samping yang lebih umum dari penggunaan tramadol, seperti pusing, sakit kepala, mual dan muntah, sembelit, kekurangan energi, berkeringat hingga mulut kering.
Pada efek samping ringan, kondisinya mungkin akan hilang dalam beberapa hari atau minggu setelah mengonsumsi tramadol.
Baca Juga: WHO Akui Indonesia Mampu Deteksi Virus Corona, Lucinta Luna Pakai Narkoba
Adapula efek samping yang lebih serius dari penyalahgunaan tramadol. Kondisi ini bisa menyebabkan pemakai mengalami keadaan darurat medis hingga mengancam jiwa, yang gejalanya meliputi:
1. Sindrom serotonin: gejala seperti detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, suhu tubuh tinggi, refleks lebih kuat, mual dan muntah, diare, halusinasi dan koma.
2. Masalah pernapasan serius: gejalanya seperti memperlambat laju pernapasan, pernapasan sangat dangkal, pingsan, pusing atau kebingungan.
3. Ketergantungan dan penarikan fisik saat berhenti mengonsumsi: gejalanya bisa termasuk mudah tersinggung, sulit tidur, peningkatan tekanan darah, detak jantung cepat, pupil melebar, mata berkaca-kaca, hidung meler, berkeringat, panas dingin sampai nyeri sendi.
3. Kekurangan adrenal: gejalanya bisa merupakan kelelahan dalam jangka waktu lama, kelemahan otot dan sakit perut.
4. Kekurangan androgen: gejalanya bisa berupa kelelahan, sulit tidur dan energi berkurang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan