Suara.com - Mirip Wuhan, Kota Cheongdo dan Daegu di Korea Selatan Kosong Bak Kota Hantu
Korea Selatan mengalami lonjakan pasien virus Corona Covid-19 secara drastis, setelah laporan terbaru menyatakan ada 100 kasus baru yang terjadi.
Dilansir CNN, Perdana Menteri Chung Sye Kyun secara resmi menyebut kota Daegu dan Cheongdo sebagai Zona Perawatan Spesial, yang membuat suasana di dua kota tersebut kosong melompong bak kota hantu.
Daegu merupakan kota terbesar ke-empat di Korea Selatan, dengan jumlah populasi 2,5 juta penduduk. Warga kota Daegu dan Cheongdo diminta untuk tidak bepergian keluar rumah untuk menghindari penularan virus Corona Covid-19 ini.
Warga juga diminta untuk mengenakan masker setiap saat ketika keluar rumah dan menggunakan sabun atau antiseptik untuk mencuci tangan. Akibat imbauan ini, jalanan kota Daegu terlihat sepeti dan kosong melompong.
Dugaan kuat tentang penyebab lonjakan drastis ini ditujukan pada sebuah perkumpulan rohani beranggotakan 9.000 orang. Mereka diminta untuk melakukan karantina mandiri karena dinilai memiliki potensi tertinggi menularkan virus Corona Covid-19 ke populasi umum.
Penyebaran diduga terjadi setelah acara pemakaman salah satu tokoh pada 31 Januari sampai 2 Februari. Diketahui, sudah ada dua orang korban meninggal dunia karena virus Corona Covid-19 di perkumpulan rohani ini.
Selain menutup kota Daegu dan Cheongdo, pemerintah juga menutup seluruh pangkalan militer setelah 3 orang tentara dinyatakan positif mengidap virus Corona Covid-19.
Sebelumnya dilaporkan, laman Worldmeters.info menyebut sudah lebih dari 2.360 orang meninggal dan 77.816 positif terinfeksi.
Baca Juga: Setelah Diamond Princess, Kapal Pesiar World Dream Juga Diintai Covid-19?
Kematian terbesar masih terjadi di China, dengan 109 kematian baru bertambah sejak kemarin.
Kabar buruk datang dari Korea Selatan yang melaporkan adanya 137 kasus positif virus Corona Covid-19 baru, sehingga total kasus menjadi 346 orang. Hal ini membuat Korea Selatan menjadi negara terbanyak kasus Corona Covid-19 di luar China.
Dua kematian baru juga dilaporkan di Iran, membuat total kematian menjadi 4 orang, menjadikannya negara dengan kematian terbanyak di luar China.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?