Suara.com - Angka Kematian Virus Corona Covid-19 2,8 Persen, Pakar Jelaskan Dampaknya
Wabah virus Corona Covid-19 masih merajalela di dunia. Selain China dan Korea yang terdampak parah, Italia, Jepang, dan Iran juga mengalami peningkatan kasus yang signifikan.
Di Indonesia, 2 pasien positif virus Corona Covid-19 kini sedang mendapat perawatan di RS Penyakit Infeksi Sulianti Sarodo. Meski kewaspadaan wajib ditingkatkan, pakar mengatakan tidak perlu merasa panik berlebihan terkait penyakit ini.
Menurut ahli mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Titik Nuryastuti, virus corona tidak jauh berbeda dengan SARS yang menyebar pada tahun 2002.
"Virus corona 2019 masih paling sedikit angka mortality-nya. Sampai sekarang sekitar 2,8 persen. Tetapi yang mengkhawatirkan adalah penyebarannya, transmisinya memang luar biasa cepat. Jadi kalau kita lihat angka kematiannya yang rendah ini, tentunya kita tidak perlu panik ya. Tidak perlu menimbulkan kepanikan," kata Titik, dilansir VOA Indonesia.
Titik memaparkan data itu di depan puluhan tenaga kesehatan dalam kuliah tamu mengenai virus corona di Fakultas Farmasi UGM, Rabu (4/3/2020). Kehadiran para tenaga kesehatan dari Puskesmas berbagai wilayah, diharapkan mampu memperbaiki pemahaman mengenai virus corona.
Persentase Kematian Rendah
Kepada peserta kuliah tamu, Titik memaparkan perbandingan serangan SARS CoV, MERS CoV dan virus corona. SARS menyerang pada 2002 dengan 8.096 kasus terkonfirmasi dan 744 korban meninggal atau 9,19 persen. MERS pada 2012 mencatatkan 2.494 kasus terkonfirmasi dengan 858 korban meninggal atau 34,4 persen. Sedangkan virus corona hingga 20 Februari 2020 pagi, sesuai data yang ada, 75.725 kasus terkonfirmasi dengan 2.126 korban meninggal atau 2,8 persen.
Data Kementerian Kesehatan pada 2 Maret mencatat, total kasus konfirmasi virus corona di tingkat global adalah 88.948 kasus. Dari jumlah itu, 80.174 kasus di antaranya dilaporkan dari China. Total kematiannya adalah 3.043 kasus atau 3,4 persen, dengan 2.915 di antaranya dilaporkan dari China. Virus corona juga telah menyebar ke 64 negara.
Baca Juga: 5 Hari Sembuh, Pasien Corona Covid-19 Meninggal Karena Sumbatan Pernapasan
Jika melihat tren angka tersebut, virus corona memang menyebar secara luar biasa luas dan cepat, tetapi angka kematiannya kecil.
Titik juga menyebut, virus corona tidak cukup memiliki daya tahan.
“Kalau melihat strukturnya, yang hampir mirip dengan SARS CoV, ditengarai bahwa virus corona tidak tahan terhadap suhu tinggi dan tidak tahan terhadap kelembaban tinggi. Di permukaan kering dengan suhu 22 sampai 25 derajat Celcius, dia bisa tahan sekitar lima hari. Tetapi ketika suhunya meningkat, kemampuannya bertahan turun drastis,” kata Titik.
Titik juga menjelaskan, virus ini mudah dibunuh dengan pembasmi kuman yang biasa dipakai masyarakat saat ini. Penting dilakukan adalah menjaga kebersihan, baik diri maupun lingkungan. Masyarakat juga tidak perlu panik jika ada kasus ditemukan di satu lokasi, karena virus menular melalui cipratan ludah. Jarak terjauh yang bisa dicapai adalah 1,8 meter, sehingga mereka yang berada setidaknya dua meter dari korban, bisa dikatakan relatif aman.
Usia dan Penyakit Penyerta
Diwawancarai terpisah, Koordinator Tim Respon COVID-19 UGM, Riris Andono Ahmad kepada VOA mengatakan, virus corona menyerang manusia sebagaimana cacar, flu, demam berdarah, atau demam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan