Suara.com - Aktris Chrissy Teigen baru-baru ini menceritakan pengalamannya menderita depresi pascapersalinan atau postpartum depression. Ia mengungkap bahwa masa itu "benar-benar sulit".
Berbicara kepada Glamour UK, model itu menjelaskan bahwa dia pada dasarnya bahagia tetapi kadang-kadang berjuang untuk minum obatnya.
"Aku akan memberi tahu suamiku (John Legend), 'Jauh di lubuk hatiku, aku tahu aku bahagia.' Tapi saya pikir siapa pun yang cemas tahu bahwa secara fisik menyakitkan untuk melakukan sesuatu," jelasnya.
"Terkadang meraih obat-obatan Anda seperti mengambil dumbbell 60kg yang saya tidak ingin ambil dan saya tidak tahu mengapa," terang Chrissy.
Ibu dua anak itu pun menambahkan bahwa "chemistry"-nya terlempar.
"Jadi, aku membangun diriku kembali. Ada saat-saat saya pergi tidur pukul 6.30 sore dan bangun pukul 6 pagi dan berbaring di tempat tidur sambil berpikir - sepertinya Anda tidak bisa tidur cukup."
Dilkutip dari Express, dalam wawancara terpisah wanita berusia 34 tahun itu berbicara tentang bagaimana memiliki anak telah memengaruhi citra tubuhnya, mengungkapkan bahwa ia biasa menimbang tubuh tiga kali sehari.
"Aku tahu apa yang akan dikatakan timbangan setelah setiap makan," katanya.
"Saya melakukan itu selama delapan tahun dan memiliki berat badan yang saya inginkan. Itu berubah dengan Luna dan benar-benar berubah dengan Miles (putranya, dua tahun), di mana aku butuh satu tahun untuk merasa nyaman dengan ukuran badan baruku."
Baca Juga: Sakit Jantung, Pendeta Cabul Surabaya Ajukan Penangguhan Penahanan
Dilansir dari WebMD, postpartum depression adalah campuran kompleks dari perubahan fisik, emosi dan perilaku yang terjadi pada seorang wanita setelah melahirkan.
Umumnya, depresi pascapersalinan muncul dalam waktu empat minggu setelah melahirkan.
Gejala depresi pascapersalinan mirip dengan apa yang terjadi secara normal setelah melahirkan. Antara lain sulit tidur, perubahan nafsu makan, kelelahan yang berlebihan, penurunan libido dan perubahan suasana hati yang sering.
Namun, ini juga disertai dengan gejala lain dari depresi berat yang tidak normal setelah melahirkan, termasuk perasaan depresi, kehilangan kesenangan, perasaan tidak berharga, putus asa, ingin bunuh diri atau menyakiti orang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?