Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona baru atau SARS-CoV-2 sebagai pandemik pada Rabu (11/3/2020) yang disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tapi, jauh sebelum ini, tepatnya pada 1918 juga pernah terjadi pandemi influenza secara global yang dikenal sebagai flu Spanyol.
Spanyol disebut sebagai negara paling awal yang mendeteksi virus ini, tetapi sejarawan percaya ini kemungkinan hasil dari sensor masa perang.
Spanyol adalah negara netral selama perang dan tidak memberlakukan sensor ketat terhadap media, yang karenanya dapat dengan bebas menerbitkan laporan awal penyakit tersebut.
Akibatnya, orang-orang salah percaya bahwa penyakit itu khusus untuk Spanyol, dan nama "flu Spanyol" menjadi paten.
Flu ini menyebar dengan cepat dan membunuh tanpa pandang bulu. Orang muda, tua, sakit, dan sehat semuanya dapat terinfeksi dan setidaknya 10% pasien meninggal.
Pandemi ini disebut-sebut sebagai pandemi paling mematikan sepanjang sejarah.
Perkiraan jumlah pasti kematian bervariasi, tetapi diperkirakan saat itu menginfeksi sepertiga populasi dunia dan menewaskan sedikitnya 50 juta orang.
Dilansir Live Science, wabah ini dimulai selama bulan-bulan terakhir Perang Dunia I, dan sejarawan percaya konflik ini mungkin sebagian bertanggung jawab untuk menyebarkan virus.
Baca Juga: 2 Bayi Positif Virus Corona Ditularkan dari Orangtuanya
Di Front Barat, ketika tentara yang hidup dalam kondisi kotor, lembap dan sempit menjadi sakit. Ini adalah akibat langsung dari melemahnya sistem kekebalan tubuh dari kekurangan gizi.
Penyakit mereka, yang dikenal sebagai "la grippe," menular, dan menyebar di antara tentara. Meski kondisi pasien saat itu membaik, tidak semua akan sembuh.
Selama musim panas 1918, ketika tentara pulang, mereka membawa virus yang tidak terdeteksi dan menyebabkan sakit. Virus menyebar ke seluruh wilayah di negara asal tentara.
Banyak dari mereka yang terinfeksi, baik tentara maupun warga sipil, tidak pulih dengan cepat. Virus ini paling sulit menyerang dewasa muda antara usia 20 dan 30 yang sebelumnya sehat.
Berita Terkait
-
Update Klasemen Liga Spanyol, Barcelona Kokoh di Puncak Usai Tekuk Villarreal dan Jauhi Real Madrid
-
Barcelona Kokoh di Puncak Klasemen Liga Spanyol, Hansi Flick Minta Deco Beli Pemain Baru
-
Finalissima Argentina vs Spanyol: Potensi Lionel Messi Lawan Yamal Pertama Kali
-
Hasil Liga Spanyol, Real Betis vs Getafe Skor 4-0 Kemenangan Telak Untuk Amankan Posisi 6 Besar
-
Barcelona Menjauh dari Real Madrid Usai Tekuk Villarreal 2-0 di Estadio de la Ceramica
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental