Suara.com - LIPUTAN KHAS: Lika-liku Pasien Covid-19 di Indonesia, Wajib Dirawat Tapi RS Rujukan Penuh
Anti (bukan nama sebenarnya) cemas dan bingung. Ia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19 oleh Dinas Kesehatan Jakarta setelah pulang dari Singapura pada 1 Maret 2020.
Sepulang dari Singapura, Anti mengalami gejala flu, yang diikuti oleh batuk kering dan nyeri tenggorokan di hari-hari berikutnya. Menyadari ia baru pulang dari negara terdampak virus Corona Covid-19, Anti pun berinisiatif menghubungi hotline Covid-19 yang disediakan Kementerian Kesehatan.
"Mereka menyarankan untuk tetap stay di rumah nanti ada pihak Puskesmas yang datang menjemput. Setelah itu Puskesmas memang datang menjemput aku untuk tes Covid-19," ujarnya, dalam video yang didapatkan Suara.com, Senin (16/3/2020).
Ia pun menjalani tes Covid-19 dengan diambil lendir dari tenggorokan dan hidung. Setelah dinyatakan positif corona Covid-19 pada Sabtu (14/3), Anti langsung meminta untuk dibawa ke rumah sakit rujukan di Jakarta.
"Tetapi pihak puskesmas menginfokan enam rujukan rumah sakit itu penuh," ungkapnya.
Kejadian yang sama menimpa Tia (bukan nama sebenarnya), seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang dilepas dari rumah sakit tanpa pengawasan. Dalam akun Instagram Deddy Corbuzier, Tia menceritakan bahwa ia tidak mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan yang diharapkan saat berobat.
Justru, ia diminta pergi sendiri ke rumah sakit rujukan tanpa pengawalan ambulans. Padahal, hal tersebut justru meningkatkan risiko penularan Covid-19 ke masyarakat luas.
"Kalau aku males, terus tiba-tiba aku cuma mau tidur di rumah. Terus ternyata aku positif? Nah kayak apa? Asli ngeri deh," ungkapnya.
Baca Juga: Lagi, Pasien Positif Corona di Grobogan Berbohong, 20 Perawat Wajib Isolasi
Lain lagi cerita Stephan, seorang jurnalis media online yang juga memeriksakan diri setelah melakukan peliputan ke kafe yang diduga sebagai tempat pertemuan pasien 1 dan 2 dengan WN Jepang positif Covid-19. Ia mengalami gejala sesak napas saat tidur telentang dan tenggorokan gatal.
Ingin memastikan kondisi kesehatannya, Stephan pun memeriksakan diri ke salah satu RS rujukan di Jakarta Selatan pada Senin (16/3). Sayangnya, penanganan di RS tidak seperti imbauan pemerintah.
Dalam pantauan Stephan, pasien tidak memiliki kesadaran social distancing, tidak dipisahkan dengan pasien lain, hingga waktu tunggu konsultasi dokter yang terlalu lama.
"Sebenarnya rumah sakit ini menurut saya sudah benar menjalani prosedur, walau saya sebagai PDP tidak merasa terlalu diawasi (hanya diambil data saja). Kuncinya saat akan menjalani tes COVID-19 adalah kesabaran yang sangat ekstra," ungkapnya, yang hingga Rabu (18/3) belum mendapatkan hasil pemeriksaan.
Indonesia Punya 359 Rumah Sakit Rujukan, Tapi Pasien Diminta Isolasi Mandiri
Pemerintah pada Rabu (18/3) menyebut sudah ada 359 rumah sakit rujukan yang siap merawat dan mengobati pasien virus Corona Covid-19. Dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, pemerintah sudah menunjuk 132 rumah sakit rujukan untuk Covid-19, yang kemudian ditambah lagi 109 RS milik TNI, 53 RS Polri, dan 65 RS BUMN sehingga totalnya menjadi 359 rumah sakit.
Namun pengumuman tersebut diikuti oleh pengumuman lain yang menyebut pasien dalam pengawasan (PDP) yang bukan kelompok risiko tinggi untuk mengisolasi diri rumah. Sontak, pengakuan PDP yang bingung dan cemas pun bermunculan di media sosial.
"Sekarang tak berarti bahwa kasus positif harus diisolasi di rumah sakit. Ada beberapa kasus positif tanpa gejala yang akan kita karantina, diisolasi di rumahnya secara mandiri," kata Yurianto di RSPI Sulianti Saroso, Kamis (18/3) saat ditemui Suara.com.
Selanjutnya: Isolasi Mandiri di Rumah, Pasien Covid-19 Bisa Jadi Super Spreader
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja