Suara.com - Saat ini penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia menjadi pilihan demi mencegah penularan virus corona Covid-19 yang semakin luas.
Cara ini juga bertujuan membunuh virus corona Covid-19 yang menempel di pakaian manusia. Tetapi, apakah menyemprotkan disinfektan langsung ke kulit manusia itu aman?
Disinfektan adalah agen antimikroba yang dirancang untuk menonaktifkan atau menghancurkan mikroorganisme pada permukaan lembap.
Tapi, disinfektan tidak bisa membunuh semua mikroorganisme, terutama spora bakteri yang resisten. Karena kinerja disinfektan kurang efektif daripada sterilisasi, yang merupakan proses fisik dan/atau kimiawi ektrem untuk membunuh semua jenis mikroorganisme.
Disinfektan juga berbeda dengan antibiotik maupun antiseptik. Antibiotik digunakan untuk menghancurkan mikroorganisme dalam tubuh. Sedangkan, antiseptik digunakan untuk menghancurkan mikroorganisme di jaringan hidup.
Disinfektan sering digunakan di rumah sakit, operasi gigi, dapur dan kamar mandi untuk membunuh organisme menular. Disinfektan yang bagus akan menawarkan sterilisasi mikrobiologis lengkap dan penuh, tanpa membahayakan manusia.
Sebenarnya, mendisinfektan tubuh masih tergolong aman. Karena dilansir oleh Medicalcorner24.co.uk, sekarang ini sudah tersedia disinfektan dalam berbagai versi iuntuk beragam tujuan atau jenis kulit.
Jika Anda membutuhkannya untuk mendisinfektan tubuh secara keseluruhan, ada pilihan disinfektan untuk kulit normal hingga untuk kebutuhan sebelum bedah atau operasi.
Disinfektan khusus kulit yang tersedia pun cukup efisien membunuh beragam bakteris virus dan jamur. Sehingga melindungi kulit manusia dari kotoran dan kuman.
Baca Juga: Didiagnosis Kanker, Mantan Perawat Buka Rumah Sakit Khusus Landak
Tapi dilansir dari Vox, ada yang perlu Anda ketahui ketika menggunakan produk pembersih untuk mendisinfektan diri sendiri.
1. Jika suatu produk mengandung pemutih (sodium hypochlorite), Anda tidak perlu mencampurkannya dengan bahan kimia selain air. Anda juga perlu memahami bahwa kandungan itu bisa menghilangkan warna pada kain.
2. Jika suatu produk mengandung isopropil alkohol, produk ini bisa digunakan dengan aman untuk mendisinfektan permukaan keras dan kulit. Meskipun produk ini bisa menyebabkan iritasi kulit.
3. Jika suatu produk mengandung hidrogen peroksida, produk tidak bisa dicampur dengan cuka. Karena kombinasi keduanya bisa menciptakan asam korosif yang bisa mengiritasi mata, kulit dan sistem pernapasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia