Suara.com - Virus corona atau Covid-19 masih menjadi pandemi dunia, bahkan hingga kini tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana ini akan berakhir.
Berdasarkan pantauan Suara.com dari data real time laman Worldometers, Sabtu (28/3/2020) pukul 08.55 WIB, angka terinfeksi sudah lebih dari setengah juta penduduk dunia atau tepatnya sebanyak 596.723 kasus positif.
Dari data itu, 133.355 orang berhasil dinyatakan sembuh. Sedangkan 27.352 jiwa melayang akibat virus yang berasal dari Wuhan, China ini.
Mirisnya, jika sebelumnya Italia dan Spanyol jadi epicentrum atau negara dengan jumlah infeksi terbanyak. Kini jumlah terinfeksi di Amerika Serikat melonjak drastis, yakni ada sebanyak 104.142 orang terinfeksi, dengan total kematian mencapai 1.695 jiwa, dan sebanyak 2.522 orang berhasil pulih atau sembuh.
Angka infeksi di Amerika ini melampaui Italia dengan jumlah total 86.498 dan kematian 9.135 jiwa. Sedangkan di China, kasus infeksi mencapai 81.394, dengan total korban tewas 3.295 jiwa.
Virus ini nampaknya sudah merata dan tersebar ke seluruh belahan dunia. Tak main-main, sebanyak 199 negara sudah melaporkan kasus ini di masing-masing negaranya.
Sementara itu di Afrika Selatan, lebih dari 1000 orang terinfeksi positif virus. Jumat (27/3/2020) kemarin negara tersebut melaporkan kasus kematian pertamanya, setelah negara itu me-lockdown dan melarang pendatang untuk masuk.
Sedangkan di Indonesia, kasus positif Covid-19, sudah tembus 1046 kasus. Sebanyak 87 orang meregang nyawa karena Covid-19, dan 46 orang berhasil sembuh dan diperbolehkan pulang.
Tantangan terbesar di Indonesia saat ini ialah kelangkaan alat pelindung diri (APD) para petugas medis. Ini jugalah yang disebut-sebut jadi salah satu sebab nyawa para petugas medis berguguran.
Baca Juga: Sempat Periksa Bima Arya dan Positif Corona, Dokter Dinkes Kota Bogor Wafat
Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) sendiri memang secara gamblang mengatakan, jika Indonesia sudah saatnya membutuhkan bantuan asing, untuk penanganan virus corona ini.
"Saya kira kelangkaan alat proteksi diri yang saat ini tidak ada. Ini memungkinkan lebih luas apabila ada negara lain yang bisa membantu terkait hal itu," ujar Ketua PDEI Dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT kepada suara.com beberapa waktu lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya