Tiap pasien akan mendapatkan satu unit, perkiraan satu cangkir yang nantinya akan diberikan dalam bentuk transfusi darah dan harus memiliki jenis plasma darah yang sama.
"Kami berpikir hal ini akan menjadi pengobatan yang efektif bagi beberapa pasien, tapi kami belum tahu benar. Harapannya, kami akan mendapatkan beberapa data dalam beberapa minggu ke depan dari pasien-pasien pertama, untuk melihat apakah kami berada dalam jalur yang tepat," kata Dr Sachais.
Keputusan untuk melakukan hal ini didasari oleh laporan dari China bahwa hal ini dapat menolong pasien virus corona. Akan tetapi laporan tersebut tidak didasari pula dengan studi atau data yang definitif.
Walau begitu, memberikan sebagian plasma darah memang memiliki risiko yang potensial yakni sistem imun pasien penerima donor akan bereaksi melawan plasma tersebut dan menyebabkan penyakit tambahan.
Meski pihak rumah sakit akan mengumpulkan informasi pasien yang akan menerima pengobatan tersebut, tak akan ada kelompok untuk uji coba ataupun upaya untuk memastikan apakah pengobatan ini bekerja.
Menurut Dr Reich, tak ada cukup waktu melihat banyaknya pasien positif ini sehingga bukan saatnya untuk menguji coba. Para dokter mengandalkan sains dan bukti-bukti sebisa mungkin.
"Hal ini memiliki potensi untuk membantu dan juga menyakiti, tapi kita tak tahu hingga nanti akan diproses ke penyakitnya dan orang-orang memiliki pilihan lain," sambungnya.
Ada banyak ratusan orang yang merespon ingin menjadi donor dan inilah yang ia hargai. Mereka yang berhasil sembuh akan ingin melakukan sesuatu bagi sesama warga New York.
Baca Juga: Viral Video Akses ke jakarta Ditutup, Jasa Marga: Kini Sudah Dibuka Kembali
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat