Suara.com - Hand sanitizer menjadi pilihan masyarakat dan telah disetujui oleh pakar kesehatan sebagai pengganti cuci tangan menggunakan sabun ketika sedang tidak dalam akses air dan sabun.
Tidak sembarangan, kandungan alkohol pada hand sanitizer tersebut setidaknya minimal harus 60%.
Sama halnya dengan obat maupun sabun, semakin lama cairan antiseptik ini dapat berkurang efektivitasnya.
Dilansir Insider, ketika hand sanitizer pertama kali digunakan, benda ini akan mulai kehilangan efektivitasnya. Sebab alkohol di dalamnya juga akan menguap seiring waktu.
"Jika konsentrasinya alkoholnya di bawah 60%, maka itu kehilangan beberapa efektivitasnya," jelas Alex Berezow, ahli mikrobiologi, dan Vice President of Scientific Communications at the American Council on Science and Health.
Sedangkan produsen umumnya akan menetapkan tanggal kedaluwarsa tiga tahun setelah tanggal pembuatan, yang dinilai dari prakiraan mereka dalam penurunan kadar alkohol di bawah 60%.
Mengapa hand sanitiser dapat kedaluwarsa?
Berdasarkan Health Line, bahan aktif pembersih tangan, alkohol, adalah cairan yang mudah menguap ketika terkena udara.
Meski wadah cairan ini bisa melindungi dari udara, tetap saja tidak kedap, sehingga penguapan bisa terjdi.
Baca Juga: Waspada! Pengakuan Miris Warganet Layani Penjual Hand Sanitizer Abal-abal
Sayangnya tidak ada cara lain dalam mengetahui efektivitas hand pembersih tangan ini selain memeriksa tanggal kedaluwarsa dari pabrik.
"Tidak ada tanda-tanda tampilan yang jelas dari hand sanitizer yang kedaluwarsa sehingga memeriksa label adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan," kata Dr. Andrew Alexis, MD, ketua departemen dermatologi Mount Sinai.
Namun tak perlu khawatir, meski konsentrasi bahan aktifnya telah turun di bawah persentase aslinya, tidak akan berbahaya saat digunakan. Walaupun menjadi kurang efektif atau bahkan tidak sama sekali.
Berita Terkait
-
Tak Sengaja Pakai Sunscreen Kedaluwarsa, Aman atau Tidak? Begini Penjelasannya
-
Soal Keracunan MBG, Prabowo Ingatkan Guru Ajari Siswa Cuci Tangan: Virus-Bakteri Bisa dari Mana Saja
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
Efek Gas Air Mata Kedaluwarsa, Bisa Fatal!
-
Cuci Tangan Selamatkan Nyawa: Fakta Penting Sanitasi Sekolah yang Sering Disepelekan
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan