Suara.com - Tim peneliti dari Universitas Yale tengah melakukan penelitian mengenai penggunaan masker dan tingkat kematian akibat Covid-19. Mereka membandingkan negara yang menggunakan masker seperti Korea Selatan dan Jepang dengan Italia yang tidak merekomendasikan penggunaan masker.
Mengalihbahasakan dari WebMD, hasil dari penelitian tersebut cukup mengejutkan di mana penggunaan masker bisa memotong angka kematian sampai 10 persen. Menurut pihak Yale, metode penelitian dihitung tanpa melihat kebijakan lain sperti penutupan sekolah dan tempat kerja.
Para peneliti menulis bahwa temuan mereka menjadikan pengguaan masker sebagai hal yang tidak perlu ditunda lagi.
"Kami menemukan bahwa kebijakan ini dapat memiliki manfaat yang sangat besar, tetapi harus digabungkan dengan kebijakan yang melindungi dan meningkatkan ketersediaan masker medis untuk petugas kesehatan," tulis pihak Universitas Yale, seperti yang dikutip dari WebMD.
Sebelumnya, Presiden Donald J. Trump dan penasihatnya membahas masker sebagai cara untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Trump akhirnya meminta orang Amerika untuk mengenakan masker saat berada di tempat umum.
Presiden Amerika tesebut juga mengatakan, warga tetap bisa terus memakai penutup seperti syal atau bandana.
"Sebuah rekomendasi keluar, tetapi saya akan mengatakan ini. Mereka (orang Amerika) dapat memutuskan sendiri," ujar ketua Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Rochelle Walensky, MD, MPH pada WebMD.
"Masker itu akan menjadi tambahan. Jika Anda akan melakukan kegiatan penting, maka pakailah masker," kata Walensky.
"Saya juga ingin mengingatkan semua orang, mengenakan masker adalah tindakan altruisme. Anda tidak melindungi diri sendiri dengan mengenakan masker tapi Anda melindungi orang lain dari sesuatu yang Anda kirimkan kepada mereka, tanpa gejala dan tanpa sadar," tambahnya.
Baca Juga: Hotel Bersejarah Saat PDRI di Bukittinggi Berhenti Beroperasi karena Corona
Para pejabat kesehatan telah menunda membuat rekomendasi resmi mengenai penggunaan masker di depan umum. Hal itu dilakukan karena takut akan memusnahkan persediaan masker sekali pakai yang diperlukan petugas kesehatan.
Oleh karena itu, tim Yale merekomendasikan bahwa kebijakan yang diadopsi secara nasional perlu menekankan penggunaan masker kain.
"Saya akan mendesak orang-orang ketika mereka mengenakan masker jenis yang dibuat di rumah, mungkin saputangan atau bandana, yang tidak akan mengurangi dari APD di rumah sakit," ujar Walensky.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda