Suara.com - Hotel bersejarah saksi bisu keberadaan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (RI) yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) berhenti operasional mulai 1 April 2020 lalu.
Hotel Jogja yang merupakan salah satu hotel bersejarah di Indonesia tersebut harus menutup operasionalnya lantaran kunjungan wisatawan yang anjlok ke Kota Bukittinggi.
"Ya, kita terpaksa berhenti beroperasi, karyawan pun sudah kita rumahkan," kata Manajer Hotel Jogja Ivan Haykel seperti dilansir Klikpositif.com-jaringan Suara.com pada Senin (6/4/2020).
Ivan mengatakan, sejak wabah Covid-19 melanda, tingkat kunjungan hotel dan okupansinya menurun drastis, sehingga sulit untuk menutup biaya operasional.
"Kalau pun ada tamu, paling hanya satu dua kamar semalam, tentu tak cukup untuk biaya operasional. Dengan amat berat, kita putuskan tutup hingga waktu yang belum ditentukan," kata Ivan.
Ia mengemukakan, sejak Hotel Jogja berdiri di tahun 1948 hingga saat ini sudah dua kali operasionalnya berhenti. Kala itu operasional berhenti karena adanya tragedi pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di tahun 1958 dan saat ini karena wabah Corona.
Untuk diketahui, hotel yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Bukittinggi didirikan H Ilyas Datuak Majolabiah. Penamaan 'Hotel Jogja' berasal dari saran tokoh perumus Pancasila Mohammad Yamin.
Sewaktu presiden dan wakil presiden RI ditangkap Belanda setelah ibu kota RI di Jogja 'jatuh' akibat Agresi Militer Belanda II, sebagian menteri yang waktu itu berada di Bukittinggi dan menginap di Hotel Jogja tersebut, sebelum merumuskan pemerintah darurat Republik Indonesia (PDRI) untuk menjaga keberlangsungan jalannya roda pemerintahan.
Baca Juga: Ada Driver Ojol Positif Corona Kabur, Ini Penjelasan Wali Kota Bukittinggi
Berita Terkait
-
Ada Driver Ojol Positif Corona Kabur, Ini Penjelasan Wali Kota Bukittinggi
-
Ada yang Positif, Satu PDP Corona di Bukittinggi Meninggal Dunia
-
Seorang Perempuan Warga Bukittinggi Sumbar Positif Corona
-
Dicari Polisi, Pasien di Bukittinggi Kabur karena Menolak Diisolasi
-
Ditolak Warga, Ratusan Turis China di Bukittinggi Tak Boleh Keluar Hotel
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala