Suara.com - Para peneliti dari Universitas Hong Kong (HKU) secara mengejutkan, menyatakan bahwa virus corona bisa bertahan di lapisan masker bedah. Bahkan setelah 7 hari menempel di permukaan.
"Inilah sebabnya mengapa sangat penting jika Anda mengenakan masker bedah Anda tidak menyentuh bagian luar masker," kata Malik Peiris, seorang ahli virologi klinis dan kesehatan masyarakat pada South China Morning Post (SCMP).
"Karena Anda dapat mencemari tangan Anda dan jika Anda menyentuh mata, Anda bisa memindahkan virus ke mata," tambah Peiris yang merupakan bagian dari peneliti.
Para peneliti juga mengatakan bahwa hasil itu tidak mencerminkan potensi untuk menularkan virus dari kontak biasa. Kesimpulan tersebut karena penelitian yang dilakukan oleh pihak HKU mendeteksi virus dari alat-alat laboratorium bukan kulit atau tangan manusia.
Meskipun menurut HKU tidak ada potensi penularan, namun sebuah studi Amerika menyimpulkan bahwa virus tetap menular pada beberapa permukaan selama berhari-hari.
Mereka menemukan virus corona bisa bertahan plastik dan baja hingga 72 jam, tetapi tidak bertahan lebih dari empat jam pada tembaga, dan 24 jam pada kardus.
Tim penelitian Amerika tersebut terdiri dari ilmuwan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Temuan dari HKU menambah pembicaraan tentang kesehatan dan kebersihan masyarakat, serta tindakan pencegahan apa yang harus diambil.
Mereka juga menyatakan, bahwa disinfektan rumah tangga biasa termasuk pemutih, efektif dalam membunuh virus.
Baca Juga: Tinju Dunia: Terkuak! Ini Bayaran yang Diterima Pulev Lawan Joshua
"Sars-CoV-2 bisa sangat stabil di lingkungan yang menguntungkan, tetapi juga rentan terhadap metode desinfeksi standar," ujar peneliti HKU.
Menurut pihak HKU, Leo Poon yang juga merupakan kepala divisi labaoratorium kesehatan masyarakat, menyatakan bahwa cuci tangan masih menjadi rekomendasi teratas.
"Jika Anda ingin melindungi diri Anda hanya menjaga kebersihan, cuci tangan Anda sesering mungkin. Cobalah untuk tidak menyentuh wajah Anda, mulut atau hidung tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu," katanya pada SCMP.
"Pesan yang paling penting adalah cuci tanganmu,” tambahnya.
Selain permukaan masker, para peneliti juga menguji berapa lama virus bisa tetap menular pada suhu kamar di berbagai permukaan.
Mereka menguji kertas dan tisu di mana virus bertahan kurang dari tiga jam. Sementara pada kayu dan kain virus bisa menghilang pada hari kedua.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia