Suara.com - Berbulan-bulan memerangi virus corona, China mulai berbenah dan akan membuka lockdown pada Rabu (8/4/2020). Banyak warga sudah dipulangkan, meskipun masih harap-harap cemas dengan datangnya gelombang kedua.
Seorang penyintas Covid-19, Lu Ming bercerita pada South Morning China Post (SCMP) tentang kehidupannya setelah dianggap sembuh dari Covid-19. Ia hingga berita ini diturunkan, masih mengisolasi diri di rumah karena masih memiliki kode merah.
Sementara itu, istrinya Li Yue masih berada di pusat karantina. Li dirawat karena kembali terserang Covid-19 setelah dipulangkan dari rumah sakit.
Pasangan paruh baya itu mulanya berjuang sendiri melawan virus corona karena rumah sakit penuh. Hingga dua minggu setelahnya, pada bulan Februai keduanya dirawat secara intensif setelah demam selama 13 hari.
“Hari demi hari, saya tetap di rumah, tidak ada tempat tidur di rumah sakit. Rasanya seperti menunggu kematian,” kata Lu.
Sementara Li yang bekerja di supermarket lebih dulu tertular daripada Lu. Ia kemudian dirawat selama 18 hari di rumah sakit, setelah itu kembali dirawat selama 16 hari.
Pihak berwenang China menempatkan pasien yang pulih di pusat karantina selama penilaian tindak lanjut dilakukan. Setelah dibebaskan, pasien harus diisolasi di rumah selama dua minggu.
Wuhan sejauh ini melaporkan sekitar 50.000 infeksi selama pandemi coronavirus sejak pertama kali terjadi di kota itu pada Desember. Sebagian besar dari mereka telah pulih, sementara lebih dari 2.500 orang meninggal dan 500 masih di rumah sakit.
Lu telah menyelesaikan masa isolasi 28 hari dan merasa sudah sehat. Sayangnya, dia masih tidak dapat mengunjungi tempat-tempat publik karena kode kesehatannya berwarna merah.
Baca Juga: Polisi Bekuk Penyebar Hoaks dan Penghinaan ke Penguasa Terkait Covid-19
China menerbitkan kode QR yang diadopsi oleh otoritas di seluruh China untuk mencatat status seseorang terkait dengan virus corona. Lu memiliki kode merah di mana menunjukkan risiko tinggi dan pembatasan gerakan.
"Secara teoritis, saya seharusnya sudah menjadi hijau sekarang, karena masih merah saya tidak bisa pergi ke mana pun," kata Lu pada SCMP.
Wuhan telah melakukan lockdown ketat sejak 23 Januari untuk menahan laju epidemi. Sejak akhir bulan Maret, perjalanan di dalam kota perlahan-lahan dibuka karena kasus-kasus baru turun menjadi nol.
Namun, Lu masih harus memesan kebutuhan hariannya secara online dan mengirimkan ke pintunya. Pemerintah menindaklanjutinya dengan beberapa tes asam nukleat pada periode isolasi.
Pemerintah kota mengumumkan pada akhir Maret, bahwa lockdown akan dicabut mulai Rabu (8/4/2020). Sayangnya bagi sebagain orang seperti Lu dan Li masih belum jelas berapa lama untuk menjalani kehidupan normal mereka.
Lu sendiri ingin melakukan pemindaian CAT paru-paru lagi dan melakukan tes darah lain untuk memastikan bahwa ia pulih sepenuhnya. Namun sekarang ia masih memiliki kode merah yang membuat keluar rumah menjadi tidak mungkin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental