Suara.com - Hamil Setelah 10 Tahun Kosong Seperti Rianti Cartwright, Perlu Minum Obat?
Februari lalu, aktris Rianti Cartwright akhirnya dinyatakan positif hamil setelah 10 tahun berjuang untuk mendapatkan momongan. Ia pun mengaku sebelumnya program bayi tabung perdananya sempat gagal, namun perempuan berusia 36 tahun ini kembali mencoba untuk kali keduanya.
Menjadi seorang ibu hamil di usia di atas 35 tahun setelah menunggu lama dalam program bayi tabung (IVF) memiliki kerentanan sendiri pada tiga bulan pertama kehamilan, berbeda dengan kehamilan alami biasa.
Dipaparkan oleh dr. Arie A. Polim, D.MAS, M.BHRE, SpOG(K), dari Morula IVF Jakarta, bagi ibu hamil yang memiliki riwayat yang sama seperti Rianti bisa rentan mengalami keguguran, janin tidak berkembang, dan lain-lain dalam tiga bulan pertama kehamilan.
"Karena program IVF mau bagaimanapun adalah program buatan kan, jadi kita perlu support dengan obat-obatan," kata dr. Arie pada Suara.com melalui sambungan telepon, Senin (6/4/2020).
Yakni obat-obatan seperti progesteron yang lebih kuat, penguat kandungan yang juga lebih kuat, dan harus hati-hati dalam melakukan aktivitas.
Setelah tiga bulan terlewati, penanganan dan risiko yang dihadapi tidak akan ada bedanya dengan kehamilan alamiah biasanya.
dr. Arie menambahkan, kecuali pasien tersebut mengalami kehamilan kembar, risiko kelahiran prematur akan lebih tinggi sehingga diperlukan intervensi dan pengawasan yang lebih khusus dan lebih ketat.
Dihubungi terpisah, dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG dari Bamed Women`s Clinic mengatakan yang harus diperhatikan apabila memiliki riwayat kehamilan seperti Rianti, jika da penyakit sebelumnya seperti PCOS dan harus meminum obat maka harus ikuti anjuran dokter.
Baca Juga: Bosan di Rumah, Rianti Cartwright Keliling Komplek Tanpa Keluar dari Mobil
"Apakah obatnya harus dilanjutkan atau tidak. Kalau nggak ada, ya berarti sama aja treatment-nya seperti orang hamil biasa," katanya kepada Suara.com.
Ia mengingatkan untuk tetap menjaga nutrisi, selalu makan-makanan yang bergizi, konsumsi vitamin D, jaga asupan zat besi, dan rutin berjemur.
Lalu tetap melakukan aktivitas fisik ringan seperti senam hamil. dr Yeni, sapaannya, juga mengingatkan tentang menjaga kondisi psikologi saat hamil.
"Karena ini kan kehamilan yang sulit, kehamilan yang didambakan, pasti sedikit-sedikit nervous. Mungkin takut untuk melakukan aktivitas yang berlebihan. Itu juga harus diperhatikan secara psikisnya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia