Suara.com - Anak Demam Hingga Kejang, Haruskah Orang Tua Panik? Ini Penjelasan Dokter
Anak demam hingga kejang bisa membuat orang tua panik. Lalu bagaimana penanganannya? Haruskah dibawa ke rumah sakit atau dokter?
Tapi tenang, Konsultan Saraf Anak Prof. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) mengatakan kejang tidaklah berbahaya, dan itu biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun.
"Demam yang disebabkan kejang, anak-anak ini alami kejang kalau demam, ini karena sel sarafnya tidak tahan terhadap demam, untungnya kejang demam dari anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun," ujar Prof. Hardiono dalam teleconference Klinik Anakku, Rabu (8/4/2020).
Akibat saraf yang tidak tahan terhadap demam, alhasil terjadilah kejang. Tapi untungnya, kejang demam sederhana ini tidak berlangsung selama lebih dari 15 menit. Bahkan sebelum dokter memberikan obat, kejang tersebut sudah berhenti.
"Biasanya kejang demam sederhana tidak berulang. Satu kali satu hari, anak alami panas tinggi dengan cepat, anaknya kejang. Sebelum 15 menit sudah berhenti sendiri kejangnya," kata dia.
Nah, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, dimana bukan lagi termasuk kejang sederhana, seperti kejang dialami pada anak kurang dari 6 bulan, dan pada anak dengan usia lebih dari 5 tahun.
"Kalau kejang kurang dari 6 bulan hati-hati. Kalau kejang lebih dari 5 tahun juga hati-hati" ungkapnya.
Prof. Hardiono mengatakan yang ditakutkan jika kejang terjadi di usia kurang dari 6 bulan ada yang bermasalah dengan otak di anak. Maka biasanyanya dokter akan melakukan pemeriksaan EEG, mesin yang bisa menggambarkan rekaman listrik di otak.
Baca Juga: Wafat saat Demam Tinggi, Ayah Dituduh Positif Corona dan Foto KTP Disebar
Sedangkan jika kejang terjadi ketika usia anak sudah lebih dari 5 tahun, yang dikhawatirkan terjadinya meningitis dan ensefalitis yang ditandai dengan anak tidak sadar, tangan dan tukai kaku.
"Tapi kasus ini jarang terjadi, berkembang dari kasus sederhana," katanya.
Dan apabila durasi kejang lebih dari 15 menit, berulang dalam sehari, dengan kejang sebelah dan sebelahnya lagi diam. Maka itu dinamakan kejang kompleks.
"Kejang demam khusus lebih dari 30 menit, status epilepticus, kejang tanpa demam, namanya epilepsi, tapi berselang seling dengan kejang demam, ngobatinnya agak susah," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern