Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sulit rasanya untuk menjaga diri bisa tetap bahagia. Dengan berbagai informasi seputar virus corona dan dampaknya yang berseliweran, bukan hal yang mudah untuk tidak ikut merasa stres. Apakah ini artinya kesehatan jiwa kita terganggu karena tak mampu lagi merasa bahagia?
Selama ini mungkin kita mengira bahwa perasaan bahagia menunjukan kesehatan jiwa yang baik. Namun ternyata dugaan itu keliru.
Psikiater yang juga Instruktur Nasional Hipnoterapi dokter Jiemi Ardian mengatakan bahwa bahagia bukan indikator pada saat sehat jiwa.
"Kesehatan jiwa tidak terbatas hanya pada jiwa tapi juga pada kesehatan fisik. Kapan jiwa disebut sehat, bukan tentang perasaan bahagia," kata Jiemi dalam kelas online Campus Pedia 'Menjaga Mental Health di Kala Pandemi', Minggu (12/4/2020).
Ia menjelaskan, ada tiga tanda seseorang bisa dikatakan sehat jiwanya. Yakni mampu mengenali dirinya, mampu memahami dan melampaui stresor yang ada di sekitarnya, dan bertumbuh dari sepanjang waktu.
"Tiga hal ini indikator jiwa sehat. Tidak ada bahas bahagia lho, ya, bukan bahagia," ucapnya.
Sementara orang yang mengalami gangguan jiwa, Jiemi mengatakan bahwa gejala yang muncul adalah mengalami pertama distres penderitaan. Orang tersebut masih bisa tertawa tapi tidak merasa bahagia.
Menurut Jiemi hal itu bisa terjadi berkepanjangan. Gejala kedua yakni disfungsi atau merasa tidak mampu lagi berperan sebagaimana biasanya.
"Fungsi menjaga kesehatan jiwa bukan hanya pada jiwa tapi juga kesehatan fisik. Karena kalau sehari-hari sulit merasakan sejahtera, maka kesehatan fisik kita terganggu," tuturnya.
Baca Juga: Cemas akibat Pandemi Corona Pengaruhi Banyak Aspek, Terutama Kesehatan Jiwa
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?