Suara.com - Sindrom pernapasan akut parah yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yakni Covid-19, masih menghantui masyarakat global. Baru-baru ini, dilaporkan bahwa kontaminasi udara dan permukaan benda dalam unit perawatan intensif (ICU) lebih tinggi daripada di bangsal (GW),
Demikian menurut untuk sebuah penelitian yang diterbitkan secara online 10 April di Emerging Infectious Diseases, sebuah publikasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Dilansir dari Medical Express, Zhen-Dong Guo dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Beijing, dan rekannya menguji sampel udara dan permukaan untuk memeriksa distribusi virus corona baru atau SARS-CoV-2 di dua bangsal rumah sakit di Wuhan, China.
Uji sampel itu dilakukan dari 19 Februari hingga 2 Maret 2020. Sampel swab dikumpulkan dari objek yang berpotensi terkontaminasi di ICU dan bangsal.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat kepositifan lebih tinggi di ICU daripada bangsal (43,5 berbanding 7,9 persen). Tingkat kepositifan relatif tinggi untuk sampel swab lantai (masing-masing 70 dan 15,4 persen di ICU dan bangsal).
Setengah dari sampel dari sol sepatu staf medis ICU pun positif. Tingkat kepositifan juga relatif tinggi untuk permukaan benda yang sering disentuh oleh staf medis atau pasien, dengan tingkat tertinggi untuk tetikus komputer (masing-masing 75 dan 20 persen di ICU dan bangsal).
Dalam sampel dari manset lengan dan sarung tangan staf medis, hasil positif sporadis diperoleh. Hasil positif diperoleh untuk masing-masing 35 dan 12,5 persen sampel udara yang dikumpulkan dari ICU dan bangsal.
Tingkat kepositifan untuk transmisi aerosol SARS-CoV-2 adalah 35,7, 44,4, dan 12,5 persen di dekat saluran udara, di kamar pasien dan di area kantor dokter.
"Temuan ini menunjukkan bahwa aerosol yang sarat virus sebagian besar terkonsentrasi di dekat dan hilir dari pasien," tulis para penulis.
Baca Juga: Kepanikan Andrea Dian dan Suami Saat Dinyatakan Positif Corona
"Namun, risiko paparan juga ada di daerah hulu; berdasarkan hasil deteksi positif dari situs 3 (area kantor dokter), jarak transmisi maksimum aerosol SARS-CoV-2 mungkin 4 m."
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis