Suara.com - Kasus virus corona Covid-19 terus meningkat namun ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis semakin langka. Padahal staf medis adalah orang yang paling berisiko terinfeksi virus corona Covid-19 ketika merawat pasien.
Dalam kondisi ini dilansir dari The Guardian, NHS menyarankan dokter dan perawat untuk tetap bekerja tanpa APD yang menutup seluruh tubuh bila kehabisan. Karena, pasien corona Covid-19 yang datang ke rumah sakit mungkin tak pernah berhenti.
Pedoman ini justru kebalikan dari saran Public Health England (PHE) yang mengatakan bahwa APD berbahan tahan air ini memang dirancang untuk mencegah penularan virus. Sehingga tenaga medis perlu menggunakannya karena risiko pekerjaannya yang sangat tinggi.
Bila tak ada APD, PHE justru menyarankan tenaga medis menggunakan celemek plastik dan baju panjang. Meskipun celemek mungkin tidak menutup seluruh tubuh seperti APD, cara ini bisa dijadikan pilihan mendesak demi melindungi diri sendiri.
Sementara itu, pemerintah Inggris mengonfirmasi bahwa sudah 1 miliar lebih alat pelindung diri (APD) dikirim ke rumah sakit. Tapi, rumah sakit terus mengalami kekurangan karena lonjakan pasien virus corona Covid-19 setiap harinya.
Prof Keith Willet, dari NHS England pun merumuskan bahwa saran PHE untuk petugas medis mengenakan celemek saat kehabisan APD bisa dijadikan pedoman.
Celemek plastik sekali pakai bisa dijadikan pilihan ketika tenaga medis kehabisan APD dan situasi sangat mendesak. Tenaga medis perlu memakai celemek plastik sekali pakai untuk meminimalisir risikonya.
Sebenarnya PHE telah menetapkan tiga alternatif untuk menggunakan gaun anti fluida berspesifikasi tinggi yang sekarang ketersediaannya mulai berkurang.
Kedua, staf medis disarankan menggunakan baju bedah yang bisa dicuci dan digunakan kembali atau pakaian serupa. Misalnya, jas laboratorium yang lengan panjang, baju pasien yang berlengan panjang hingga celemek plastik.
Baca Juga: Peneliti Duga Virus Corona Covid-19 Sudah Ada Sejak September 2019
Ketiga, rumah sakit harus menghemat persediaan pakaian anti fluida dengan menggunakannya hanya selama prosedur dan operasi penghasil aerosol.
Meski begitu, APD sangat dibutuhkan petugas medis yang bekerja di garda terdepan merawat pasien virus corona Covid-19, selain pemakaian masker, kacamata dan penutup wajah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis